Pasukan Israel terus membombardir Jalur Gaza tanpa henti, menimbulkan korban tewas Palestina mencapai 21.672 orang. Gedung-gedung hancur dan penduduk terpaksa hidup di jalanan.
Aljazeera melaporkan bahwa lebih dari 65.000 hunian di Gaza telah rata dengan tanah. Sebanyak 290.000 rumah memerlukan perbaikan besar-besaran dan tidak dapat dihuni.
“Bahkan jika perang berakhir besok, ribuan warga di Gaza sudah tidak memiliki rumah untuk kembali,” kata Ismail al-Thawabteh.
Bagi warga di Jalur Gaza, setiap detik adalah penderitaan. Mereka selalu hidup dalam ketakutan akan serangan Israel yang tak kenal ampun. Berita duka dari keluarga dan kerabat menjadi makanan sehari-hari bagi warga setempat.
Pada Sabtu (30/12) waktu setempat, Israel kembali melancarkan serangan intensif menggunakan artileri berat dan pesawat tempur di udara. Sebanyak 165 orang tewas dalam 24 jam terakhir.
Perang antara Israel dan kelompok Hamas belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Meski Israel sempat melakukan gencatan senjata karena desakan negara-negara lain, namun masih saja warga Gaza terus menjadi korban.
Mesir mencoba memediasi gencatan senjata kedua, tetapi mendapat penolakan baik dari Israel maupun Hamas. Terbaru, Hamas kembali meminta gencatan senjata total tanpa campur tangan Amerika Serikat (AS).
