BeritaBerkala: Portal Informasi Harian hingga Bulanan
Berita  

RI Mempunyai Pabrik BBM dari Tebu dengan Kapasitas 60.000 KL

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengungkapkan bahwa pemerintah terus berupaya mengembangkan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan campuran Bahan Bakar Nabati (BBN) bioetanol. Namun, dari segi infrastruktur dan pemasok bahan baku, masih belum optimal.

Anggota BPH Migas, Saleh Abdurrahman, mengatakan Indonesia memiliki potensi pemanfaatan fasilitas pabrik fuel grade ethanol hingga 60 ribu kiloliter dari 4 perusahaan. Namun, yang saat ini dapat diproduksi hanya mencapai 40 ribu KL.

Menurut Saleh, kondisi tersebut menjadi masalah tersendiri bagi PT Pertamina (Persero) karena keterbatasan bahan baku. Oleh karena itu, opsi yang perlu dipertimbangkan oleh badan usaha penugasan maupun swasta adalah melakukan impor bahan baku bioetanol.

“Melakukan impor bahan baku bioetanol adalah opsi yang perlu dipertimbangkan oleh badan usaha penugasan maupun swasta. Impor bahan baku bioetanol dapat menjadi solusi mengingat keterbatasan bahan baku yang ada saat ini,” ujar Saleh.

Dengan adanya keterbatasan bahan baku, impor bahan baku bioetanol bisa menjadi solusi bagi industri BBN bioetanol di Indonesia.

Artikel Selanjutnya
Jerat Impor BBM Semakin Tinggi, Begini Jurus RI..

(pgr/pgr)