Jakarta, CNBC Indonesia – Harga beras telah mengalami kenaikan signifikan dalam setahun terakhir, bahkan kenaikan hingga hampir 20% dibandingkan dengan harga sebelumnya. Pertanyaannya, apakah harga beras bisa kembali turun hingga ke level Rp10.000 per kg atau Rp 11.000 per kg untuk beras medium?
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menilai bahwa jika harga beras kembali turun ke level Rp10.000 per kg untuk beras medium, maka petani akan menderita karena harga gabah akan tertekan ke bawah. Menurutnya, dengan harga beras yang ada saat ini petani sudah merasa lega, karena setidaknya para petani bisa bernafas sejenak dengan harga gabah yang tidak ditekan murah.
Ia juga mengatakan bahwa kebijakan terkait harga beras dan gabah harus seimbang antara hulu dengan hilir. Menurutnya, harga yang ada saat ini sudah cukup memadai untuk petani.
Arief menambahkan bahwa biaya produksi tanam padi, harga pupuk, biaya input yang naik, dan currency rate yang tinggi membuat harga beras tidak mungkin turun ke level Rp10.000 per kg tanpa adanya subsidi dari pemerintah.
Dalam konteks ini, Arief menyatakan bahwa harga beras bisa kembali turun ke level Rp10.000 per kg memungkinkan apabila nilai tukar rupiah menguat dan situasi geopolitik internasional membaik. Namun, ia menegaskan bahwa langkah-langkah tersebut harus diiringi dengan pertimbangan yang matang terutama dalam hal keuangan negara.
Selain itu, Arief juga menyoroti tuduhan bahwa anak buah Jokowi melakukan tindakan-tindakan tertentu terkait harga beras dan situasi ini, dan meminta untuk adanya keterbukaan dan pertanggungjawaban dalam menghadapi masalah ini.
Terkait dengan masalah ini, negara harus menemukan solusi terbaik dengan mempertimbangkan berbagai aspek, baik dari segi kesejahteraan petani, kecukupan pangan, dan keuangan negara. Semua pihak harus berkolaborasi dalam menangani masalah ini untuk mencapai hasil yang terbaik bagi semua pihak yang terlibat.
