BeritaBerkala: Portal Informasi Harian hingga Bulanan
Berita  

Tanaman Ini Mampu Mengurangi Impor BBM RI Hingga Jutaan Kl!

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimistis produksi bioetanol dari tebu sebagai campuran bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin di dalam negeri dapat menekan impor produk BBM. Direktur Bioenergi EBTKE Kementerian ESDM, Edi Wibowo mengatakan hingga saat ini produksi bioetanol di Indonesia baru sekitar 40 ribu kiloliter (KL) per tahun. Pada tahun 2030, Indonesia mempunyai target produksi bioetanol dari tanaman tebu hingga 1,2 juta KL.

Dengan perkembangan bioetanol sebagai campuran pada BBM jenis bensin, maka akan berdampak pada menurunnya impor produk BBM. Konsumsi BBM jenis bensin pada tahun 2022 saja telah mencapai 35,8 juta kilo liter (KL). Lebih dari 60% atau sekitar hampir 22 juta kl masih diimpor. Jika digunakan bioetanol secara maksimal maka setidaknya bisa mengurangi 22 juta kl tersebut.

Edi juga berharap agar kebijakan mandatori biodiesel dapat diterapkan pada program campuran bioetanol pada BBM jenis bensin. Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel) untuk mendukung keberlanjutan mandatori bioetanol. Dari situ diharapkan ada penambahan luas areal untuk tebu, peningkatan produktivitasnya, perbaikan kualitas tebu, dan diversifikasi tanaman penghasil bioetanol. Tanaman penghasil karbohidrat seperti padi, jagung, singkong, dan sorgum diupayakan untuk diversifikasi tersebut.