Koran harian bisnis Israel, Calcalist, melaporkan bahwa biaya perang Israel dengan Hamas di Jalur Gaza telah mencapai 200 miliar shekel atau sekitar Rp 795,04 triliun. Angka ini diperoleh dari perhitungan awal Kementerian Keuangan Israel. Calcalist juga menyebutkan bahwa perkiraan tersebut setara dengan 10% dari produk domestik bruto (PDB) Israel. Namun, Kementerian Keuangan Israel tidak membenarkan data tersebut.
Menurut Calcalist, setengah dari biaya perang tersebut digunakan untuk biaya pertahanan sebesar 1 miliar shekel per hari. Sisanya, sekitar 40-60 miliar shekel, akan digunakan untuk menggantikan pendapatan yang hilang, memberikan kompensasi kepada bisnis yang terkena dampak, dan melakukan rehabilitasi.
Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, telah mengumumkan bahwa pemerintah akan menyediakan paket bantuan ekonomi yang lebih besar dan lebih luas daripada yang diberikan selama pandemi Covid-19. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga mengatakan bahwa negaranya akan membantu semua orang yang terkena dampak peperangan saat ini.
Dalam konteks ini, lembaga pemeringkat seperti S&P, Moody’s, dan Fitch telah menurunkan atau meninjau prospek peringkat utang Israel. Hal ini terjadi setelah Hamas melancarkan serangan yang mematikan ke Israel dan Israel melakukan serangan balasan ke Gaza dengan tujuan untuk menghancurkan kelompok tersebut.
Artikel selanjutnya: Korban Tewas Serangan Hamas di Israel Capai 300 Jiwa
