Berita  

Penguasa Harta Karun Super Langka Dunia: Bukan Amerika!

China semakin mengukuhkan dominasi global sebagai penguasa mineral Logam Tanah Jarang (LTJ), dengan menguasai sekitar 90% pasar global saat ini. Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menekankan pentingnya strategi nasional dalam mengamankan pasokan sumber daya alam, mengingat ketergantungan global yang besar terhadap China. Untuk menjalankan program hilirisasi, negara perlu berperan aktif dalam menjaga kedaulatan sumber daya alam, seperti yang dilakukan China.

Di Indonesia, Presiden RI Prabowo Subianto membentuk Badan Industri Mineral untuk mengelola mineral-mineral strategis yang berkaitan erat dengan industri pertahanan. Potensi mineral tanah jarang di Indonesia berasal dari hasil pengolahan mineral seperti timah, emas, alumina, pasir zircon, dan nikel, yang mayoritas berada di Bangka Belitung, Kalimantan Barat, dan Sulawesi. Sejauh ini, baru sebagian kecil lokasi mineralisasi LTJ yang dieksplorasi, memberikan peluang bagi Indonesia untuk mengembangkan sumber daya tersebut.

China memimpin produksi LTJ di dunia dengan 64% produksi dan 37% cadangan global. Amerika Serikat, Vietnam, Brazil, Rusia, Myanmar, dan Australia juga memiliki cadangan dan produksi LTJ yang signifikan. Di Indonesia, sumber daya LTJ terdapat di beberapa daerah seperti Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, dan Sulawesi. Jenis mineral tanah jarang seperti Monasit, Xenotime, Zirconium Silicate, Ferrotitanates, dan bijih nikel laterit memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia.

Dalam upaya mengelola potensi mineral tanah jarang, Indonesia perlu fokus pada eksplorasi dan pengembangan sumber daya yang belum optimal. Dengan adanya kebijakan yang mendukung industri mineral, Indonesia berpotensi menjadi pemain utama dalam produksi LTJ di pasar global. Langkah-langkah strategis yang diambil pemerintah, baik dalam peningkatan eksplorasi maupun pemanfaatan sumber daya mineral, dapat menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan global terkait sumber daya alam yang strategis.

Source link

Exit mobile version