Berita  

Demo Berdarah: 16 Orang Tewas dalam Bentrok dengan Polisi

Aksi demonstrasi yang berlangsung di seluruh Kenya untuk memperingati tragedi unjuk rasa berdarah setahun yang lalu, berakhir dengan tragis. Sebanyak 16 orang dilaporkan tewas dalam demonstrasi anti-pemerintah, kebanyakan karena tembakan dari aparat keamanan. Unjuk rasa tersebut diadakan untuk mengenang peristiwa serupa tahun lalu di mana lebih dari 60 orang meninggal setelah parlemen Kenya diserbu oleh massa yang menolak rancangan undang-undang pajak.

Ribuan warga Kenya turun ke jalan di berbagai kota, termasuk Nairobi, dalam demonstrasi tersebut. Polisi membubarkan para demonstran dengan gas air mata dan meriam air, dengan bentrokan terjadi di sejumlah titik, termasuk di sekitar Gedung Negara. Laporan dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Kenya (KNCHR) mencatat delapan kematian di berbagai wilayah, dengan lebih dari 400 orang dilaporkan mengalami luka-luka.

Otoritas Pengawas Independen Kepolisian (IPOA) menyatakan bahwa 61 orang ditangkap selama unjuk rasa tersebut, sementara Rumah Sakit Nasional Kenyatta menerima puluhan korban luka. Demo juga dipicu oleh kasus kematian seorang blogger dan guru di tahanan polisi, yang kemudian menjadi simbol kemarahan publik terhadap tindakan aparat keamanan. Meskipun Presiden Kenya telah membatalkan kenaikan pajak yang memicu protes tahun sebelumnya, ketidakpuasan masyarakat masih tinggi.

Bentrokan juga terjadi di Mombasa dan beberapa kota lainnya, menandakan bahwa ketegangan masih tinggi meskipun langkah-langkah pemulihan telah diambil. Demonstran menuntut keadilan dan perubahan dalam penanganan protes publik di Kenya. Keadaan semakin memanas dengan kasus kematian dan penyiksaan yang melibatkan aparat keamanan, yang semakin memperkeruh situasi politik dan sosial di negara tersebut.

Source link

Exit mobile version