Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk mengekspor energi terbarukan ke negara lain, namun dengan syarat harus adil dan menguntungkan kedua belah pihak. Indonesia yang kaya akan sumber daya alamnya, termasuk hasil pertambangannya, memiliki kemampuan untuk berbagi kekayaan alamnya dengan negara lain. Bahlil menekankan pentingnya kerjasama yang saling menguntungkan, di mana Indonesia tidak hanya memberikan, tetapi juga menerima manfaat dari kemitraan tersebut.
Dia juga mengimbau perusahaan pertambangan untuk bijak dalam melakukan perdagangan ekspor, dengan pertanyaan yang diajukan seputar kontribusi perusahaan tersebut bagi Indonesia secara keseluruhan. Bahlil menegaskan pentingnya keadilan dalam keberlangsungan hubungan ekspor-impor dan kebijakan pemerintah akan ditegakkan berdasarkan asas keadilan bagi semua pihak terkait. Jajaran kabinet Merah Putih dipandang sebagai sosok yang kompeten dalam bidangnya, sehingga kebijakan yang diambil akan didasarkan pada prinsip keadilan dan kesetaraan.
Dalam konteks ini, Bahlil menegaskan pentingnya sikap adil dan transparan bagi semua pihak yang terlibat, demi terwujudnya kerjasama yang berkelanjutan dan berimbang. Keberadaan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia menjadi modal utama untuk menjalin kerjasama ekspor energi terbarukan, dengan asas saling menguntungkan dan keseimbangan dalam pertukaran tersebut. Dengan demikian, Indonesia dapat memanfaatkan potensi energi terbarukan dan kekayaan alamnya secara optimal, untuk kepentingan bersama dan pembangunan yang berkelanjutan.