Berita  

Filipina Ngeri: Eks Presiden Ancam Bunuh Anggota DPR dengan Bom

Dinamika politik yang panas terus berlanjut di Filipina, dengan mantan presiden Rodrigo Duterte mengusulkan untuk membunuh senator dan anggota DPR dengan menggunakan bom agar memberikan kesempatan bagi yang lain untuk menduduki kursi di Senat. Duterte memandang bahwa jumlah senator yang ada di Filipina terlalu banyak, sehingga ia berpendapat bahwa membunuh sebagian dari mereka akan membuka lebih banyak lowongan di lembaga parlemen tersebut.

Pernyataan kontroversial Duterte ini muncul di tengah proses pemakzulan putrinya, Wakil Presiden Sara Duterte, yang masa depan politiknya akan diputuskan oleh Senat Filipina yang terdiri dari 24 anggota. Kebijakan akhir dari Senat ini akan sangat berpengaruh bagi politik Sara Duterte, yang mayoritas senatornya merupakan sekutu Marcos.

Sebagai seorang presiden hingga tahun 2022, Duterte telah dikenal karena sering memberikan ancaman kasar kepada pejabat publik, hakim, dan polisi dalam upayanya memerangi narkoba. Di bawah pemerintahannya, sekitar 25 wali kota dan wakil wali kota dilaporkan tewas, baik oleh polisi ataupun oleh pihak tak dikenal. Perang narkoba Duterte sendiri diperkirakan telah menewaskan ribuan orang, dan kini menjadi bahan penyelidikan oleh Pengadilan Kriminal Internasional.

Adanya kecaman terhadap Duterte tak lama setelah putrinya berada di posisi politik sejak tahun 2022, menunjukkan perlunya keterbukaan dan akuntabilitas dalam kepemimpinan di Filipina. Dengan adanya rekomendasi tuntutan pidana terhadap Wakil Presiden Sara Duterte atas tuduhan ancaman pembunuhan, politik di Filipina terus mengalami dinamika yang menegangkan dan memerlukan perhatian dari semua pihak.

Exit mobile version