Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sering kali menyatakan bahwa daya beli masyarakat Indonesia dalam kondisi baik. Namun, Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi Bambang Brodjonegoro mengungkapkan pandangan yang berbeda. Menurut Bambang, data ekonomi pada kuartal III-2024 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dapat menjadi acuan untuk melihat kondisi sebenarnya dari daya beli masyarakat Indonesia. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal tersebut hanya tumbuh di bawah 5%, yakni 4,91% secara tahunan. Hal ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal tersebut juga hanya mencapai 4,95%. Bambang menekankan bahwa penurunan pertumbuhan ekonomi dan konsumsi rumah tangga menunjukkan adanya potensi pelemahan dalam daya beli masyarakat.
Bambang juga menyatakan bahwa pada kuartal I-2024 dan kuartal II-2024, pertumbuhan ekonomi dan konsumsi rumah tangga cenderung di atas 5% karena faktor musiman tahunan dan lima tahunan seperti Pemilu, momen perayaan baru, Ramadhan, dan Idul Fitri. Namun, kuartal III-2024 tidak terdapat faktor musiman seperti itu, sehingga kondisi ekonomi riil dapat tercermin tanpa adanya pengaruh dari faktor musiman.
Data konsumsi rumah tangga menjadi penting karena konsumsi tersebut merupakan salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, dengan kontribusi sebesar 53,08%. Dengan adanya penurunan jumlah kelas menengah dari 2019 hingga 2024, Bambang mengindikasikan bahwa ada kemungkinan pelemahan konsumsi. Presiden Prabowo Subianto sendiri telah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi untuk mendukung aktivitas konsumsi rumah tangga guna menyelamatkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2025.
Meskipun Sri Mulyani mengklaim perekonomian Indonesia dalam kondisi baik pada 2024, data yang diungkapkan oleh Bambang menunjukkan gambaran yang berbeda. Faktor-faktor seperti penurunan kelas menengah dan pelemahan daya beli masyarakat menjadi sorotan utama dalam analisis Bambang terhadap kondisi ekonomi Indonesia. Sinergi antara kebijakan ekonomi pemerintah dan kondisi riil ekonomi menjadi kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia ke depan.