BeritaBerkala: Portal Informasi Harian hingga Bulanan
Berita  

Kas Berlimpah Namun Utang RI Malah Bertambah, Ekonomi dalam Kondisi Stagnan

Timnas nasional pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) mengkritisi strategi pengelolaan utang Kementerian Keuangan pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo yang terus menarik utang, namun saldo anggaran lebih APBN masih berlimpah.

Sekretaris Dewan Pakar Timnas AMIN Wijayanto Samirin mengatakan penarikan utang baru melalui penerbitan surat berharga negara (SBN), seperti melalui instrumen Obligasi Negara Ritel (ORI) memiliki imbal hasil yang sangat tinggi, yaitu mencapai 6,4%. Hal ini membuat dana di sektor riil hanya masuk ke instrumen SBN tersebut.

“Fenomena tingginya tawaran imbal hasil atau yield SBN itu bahkan menurutnya telah membuat perbankan saat ini ikut-ikutan memilih strategi penempatan dananya untuk memperoleh keuntungan melalui SBN ketimbang menyalurkan pembiayaan ke sektor-sektor produktif, termasuk ke UMKM,” kata Wijayanto.

Menurutnya, kondisi ini membuat ekonomi Indonesia tidak berjalan dengan baik. Sejak 2014-2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia pun hanya bergerak di kisaran 5%, jauh di bawah target kampanye pilpres Presiden Joko Widodo di level 7%.

Wijayanto juga menyebutkan bahwa tingginya bunga kredit terjadi di tengah masih banyaknya saldo anggaran lebih (SAL) APBN. Menurut catatan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, SAL 2022 sebesar Rp 478,9 triliun.

Oleh sebab itu, ia menekankan bahwa Anies-Muhaimin akan mengkonversi SAL untuk menunaikan pembayaran utang jika menang dalam Pilpres 2024. Dia menyebutkan bahwa dengan mengkonversi SAL yang ada, pemerintah bisa menurunkan utang sebesar Rp 400 triliun seketika sebelum mengambil langkah-langkah selanjutnya.

Wijayanto juga menegaskan bahwa mereka akan mendorong kebijakan pertumbuhan utang harus di bawah pertumbuhan PDB.

Exit mobile version