BeritaBerkala: Portal Informasi Harian hingga Bulanan
Berita  

Bahaya jika Capres Tidak Mau Melanjutkan Hilirisasi

Bahaya jika Capres Tidak Mau Melanjutkan Hilirisasi

Jakarta – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia meyakini ada pihak yang tidak senang akan keberhasilan dan konsistensi Indonesia dalam hilirisasi sumber daya alam. Bahkan, dia menuduh pihak tersebut telah menyusup ke salah satu kandidat calon presiden (capres), dengan membawa agenda untuk menghentikan program hilirisasi di Indonesia.

“Sekarang ada orang yang masuk sebagai calon presiden, yang mungkin mau membuat program agar Indonesia tidak bisa melanjutkan hilirisasi,” kata Bahlil dalam konferensi pers Perkembangan Realisasi Investasi Kuartal III-2023, Jumat, 20 Oktober 2023.

Meski tidak menyebut siapa sosok capres yang dituduhnya tersebut, namun Bahlil menegaskan bahwa upaya hilirisasi Indonesia akan terancam apabila negara ini dipimpin oleh sosok pemimpin semacam itu.

“Ini bahaya, tidak boleh negara kita dikendalikan oleh orang-orang kayak begini,” ujarnya.

Bahlil pun berharap presiden baru pengganti Joko Widodo nanti, benar-benar dapat melanjutkan program hilirisasi sebagaimana yang selama ini telah digenjot oleh pemerintah.

Apabila langkah hilirisasi tidak dilanjutkan, menurut Bahlil, hal itu akan berbahaya bagi Indonesia. Dia bahkan mengibaratkan, apabila langkah hilirisasi itu sampai terhenti dan tidak dilanjutkan, maka Indonesia akan seperti kembali ke zaman penjajahan.

Karena, lanjut dia, saat era penjajahan VOC zaman dulu, Indonesia memang hanya bisa melakukan ekspor bahan mentah hasil sumber daya alamnya ke negara lain.

“Saya harap calon presiden ke depan di antara 3 capres ini, bisa melanjutkan ini (hilirisasi). Kalau ini tidak dilanjutkan, itu sama dengan kita kembali ke zaman penjajahan. Karena VOC itu hanya mengambil bahan baku dari kita, kemudian diekspor,” ujarnya.

Exit mobile version