Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan mpox atau cacar monyet sebagai darurat kesehatan global, setelah wabah infeksi virus tersebut di Republik Demokratik Kongo menyebar ke negara-negara tetangga. Ini adalah kedua kalinya dalam 2 tahun terakhir WHO mengeluarkan peringatan serupa.
Wabah ini dipicu oleh varian baru virus mpox, clade 1b, yang menimbulkan kekhawatiran global karena penyebarannya yang cepat dan minimnya informasi mengenai jenis ini. Penyakit ini menyebar melalui kontak dekat, termasuk kontak seksual.
Hingga kini, varian clade 1b telah menyebar ke setidaknya dua negara di luar Afrika. Berikut negara-negara yang telah melaporkan kasus mpox clade 1b, dilansir dari Reuters, Sabtu (24/8/2024).
Republik Demokratik Kongo
Di Kongo, dua varian mpox tengah menyebar: clade 1 yang endemik dan clade 1b yang baru, yang lebih mudah menular melalui kontak dekat. Hingga 11 Agustus 2024, Kongo mencatat 3.235 kasus dan 19 kematian akibat mpox. Dalam 2 minggu terakhir, terdapat 38 kasus baru yang dikonfirmasi.
Swedia
Pada 15 Agustus, pejabat kesehatan global mengonfirmasi infeksi pertama di luar Afrika dengan varian clade 1b mpox di Swedia. Pasien tersebut tertular saat berada di Afrika dan sedang menjalani perawatan.
Thailand
Kasus pertama mpox clade Ib di Thailand dikonfirmasi pada 22 Agustus, setelah sebelumnya dilaporkan pada 21 Agustus. Pasien adalah pria Eropa berusia 66 tahun yang tiba dari negara Afrika yang terjangkit penyakit ini.
Burundi
Hingga 18 Agustus, Burundi melaporkan 153 kasus mpox clade 1b tanpa ada kematian. Negara ini melaporkan 113 kasus baru dalam dua minggu terakhir.
Kenya
Pada 29 Juli, Kementerian Kesehatan Kenya mengonfirmasi kasus pertama mpox clade 1b di negara tersebut, tanpa ada laporan kematian hingga 8 Agustus.
Rwanda
Hingga 7 Agustus, Rwanda telah melaporkan empat kasus mpox clade 1b tanpa ada kematian.
Uganda
Hingga 18 Agustus, Uganda telah mengidentifikasi tiga kasus mpox clade 1b, dengan tidak ada kematian yang dilaporkan. Ini adalah kasus mpox pertama yang dikonfirmasi di negara tersebut.
Penyebaran cepat varian baru ini menekankan pentingnya kewaspadaan global dan upaya koordinasi untuk mencegah meluasnya wabah lebih lanjut. WHO mengingatkan negara-negara untuk meningkatkan pemantauan dan respons terhadap penyakit ini, terutama di kawasan yang berisiko tinggi.
