BeritaBerkala: Portal Informasi Harian hingga Bulanan
Berita  

Tahun 2024 Tetap Menyulitkan, Meski Dunia Tidak Mengalami Resesi

Tahun 2024 Tetap Menyulitkan, Meski Dunia Tidak Mengalami Resesi

Ketahanan ekonomi dunia masih kuat meskipun ada kekhawatiran terhadap resesi akibat kebijakan moneter global yang agresif pada 2023. Laporan World Economic Forum (WEF) mencatat bahwa perekonomian global menunjukkan ketahanan yang mengejutkan meskipun menghadapi pengetatan kebijakan moneter global yang sangat agresif dalam beberapa dekade terakhir.

Namun, untuk tahun 2024 dan jangka pendek, 1.500 responden yang terdiri dari akademisi, pengusaha, pemerintahan, dan publik yang disurvei WEF dalam Global Risks Perception Survey 2023-2024 pada September 2023 menilai pelemahan ekonomi menjadi salah satu dari 10 risiko yang paling mengkhawatirkan.

Di Indonesia, pelemahan ekonomi bahkan menjadi kekhawatiran utama para responden diikuti oleh fenomena cuaca ekstrem, penyakit menular, kekurangan pasokan energi, serta pengangguran. Inflasi akibat tekanan pasokan yang terus terjadi di tengah masih tingginya suku bunga menjadi pemicu kekhawatiran pelemahan ekonomi pada 2024. Kondisi global yang semakin terpecah akibat konflik perang perdagangan dan pecahnya geoekonomi antara Amerika Serikat, Uni Eropa, dan China juga menambah ketidakpastian ekonomi.

WEF mencatat pertumbuhan ekonomi di Uni Eropa stagnan, sementara ekonomi Jerman diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 0,3% pada 2023. Suku bunga yang masih terus tinggi karena inflasi belum sesuai sasaran bank sentral di level 2% akibat tekanan pasokan yang dipicu fenomena El Nino menjadi salah satu faktor penyebabnya.

Dampak inflasi yang terus-menerus terhadap biaya hidup, peningkatan konflik di Timur Tengah, serta prospek perekonomian China dan Amerika Serikat yang tidak pasti juga menjadi perhatian dalam laporan WEF. Terkait dengan Amerika Serikat, hasil pemilihan presiden AS pada bulan November diyakini akan menciptakan ketidakpastian tambahan terhadap prospek perekonomian negara tersebut, tergantung pada pilihan kebijakan pemerintahan berikutnya.

Exit mobile version