Presiden Joko Widodo (Jokowi) membagikan 2.000 sertipikat kepada masyarakat di GOR Premium Pertamina, Cilacap, Jawa Tengah Selasa (2/10/2023). Sertipikat ini merupakan hasil program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) ke masyarakat Cilacap dan Banyumas serta program redistribusi tanah kepada masyarakat Cilacap yang bersumber dari tanah timbul. “Tadi yang disampaikan 1.122 itu sertipikat PTSL, yang 878 itu tanah timbul yang juga program redistribusi tanah,” kata Jokowi dalam sambutannya.
Jokowi menjelaskan adanya sertipikat ini bisa menjadi bukti pemegang hak tanah jika terjadi sengketa atau konflik. Ia pun bercerita pada 2015 lalu sering mendapatkan aspirasi dari masyarakat terkait permasalahan tanah. “Karena apa? tahun 2015 dari 126 juta lahan yang bersertifikat baru 46 juta yang bersertifikat, 80 jutanya belum ada. Inilah (yang menyebabkan) banyak sengketa lahan,” kata Jokowi.
“Saya cek di BPN setahun keluarkan berapa? 500 sertifikat. Padahal yang belum 80 juta. Artinya bapak ibu harus menunggu 160 tahun untuk pegang sertifikat,” sambungnya. Sehingga ia memerintahkan Menteri APT/BPN yang menjabat saat itu untuk mengebut pembuatan sertipikat menjadi 10 juta per tahun dari 500 ribu. Sehingga saat ini sudah ada 101 juta sertipikat yang diselesaikan.
“Perkiraan saya kalau nggak ada Covid itu pun rampung (126 juta sertipikat), tapi ada Covid jadi mundur. Tahun 2025 mungkin selesai semuanya di seluruh tanah air. Yang selesaikan biar presiden baru, ini kurang dikit saja,” kata Jokowi.
Adapun Jokowi berpesan kepada seluruh pemegang sertipikat untuk berhati-hati jika berencana menjadikannya sebagai agunan untuk pinjaman di bank. Menurutnya perhitungan yang dilakukan harus tepat pemilik tanah kehilangan sertipikatnya. “Bisa nyicil nggak bulanannya? Bisa angsur nggak bulanannya?,” tanya Jokowi.