Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, telah menjalani pengobatan di Singapura selama sekitar satu bulan. Di tengah proses pemulihan kesehatannya, ia menerima kunjungan dari pejabat Amerika Serikat.
Menko Luhut bertemu dengan Special US Presidential Envoy for Climate, John Kerry, yang menjenguknya di Singapura. Meski belum sembuh, Luhut memanfaatkan pertemuan itu untuk membahas kerja sama investasi.
Dalam pertemuan dengan John Kerry, Luhut membahas potensi besar Indonesia dalam pemanfaatan Penyimpanan Capture Carbon di reservoir mati dan akifer garam, yang memiliki potensi hingga 400 gigaton dan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi emisi di sektor migas dan sektor lainnya.
Luhut menggunakan momen itu untuk merayu John Kerry agar dapat menghubungi White House Senior Advisor to the President for Energy and Investment, Amos Hochstein, guna membahas kerja sama di bidang mineral kritis.
Selama proses pemulihan di Singapura, Luhut juga mendapat dukungan dari Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, yang membuka peluang kerja sama di bidang kesehatan antara kedua negara, termasuk rencana pembangunan ekosistem kesehatan di Bali yang serupa dengan Singapura.
Menindaklanjuti pertemuan itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bersama Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo akan bertemu dengan Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung, untuk meninjau fasilitas kesehatan di Singapura yang akan dijadikan tolak ukur.
Menko Luhut menyatakan bahwa kerja sama dengan Singapura dalam membangun ekosistem kesehatan yang berkualitas akan sangat bermanfaat bagi Indonesia. Saat ini, RSUP Sanglah di Bali akan menjadi fokus untuk melatih sumber daya manusia dan manajemen, sehingga kerja sama dalam membangun ekosistem kesehatan yang berkualitas dengan Singapura akan sangat bermanfaat.