BeritaBerkala: Portal Informasi Harian hingga Bulanan
Berita  

Kenaikan Suku Bunga Acuan Menjadi 6 Persen Terus Meningkat, Menurut Pimpinan BI: Perubahan Global yang Sangat Cepat

Kenaikan Suku Bunga Acuan Menjadi 6 Persen Terus Meningkat, Menurut Pimpinan BI: Perubahan Global yang Sangat Cepat

Kamis, 19 Oktober 2023 – 18:30 WIB

Jakarta –  Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuannya pada Oktober sebesar 25 basis poin (bps), menjadi 6 persen. Kenaikan itu dilakukan setelah delapan bulan beruntun BI menahan suku bunga acuannya di 5,75 persen.

Baca Juga :

BI Segera Terbitkan Instrumen Moneter Baru untuk Tarik Modal Asing Masuk RI

Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan naiknya suku bunga acuan itu dikarenakan dinamika global yang bergerak sangat cepat. BI dalam hal ini mempertimbangkan lima hal.

“Dinamika global sangat cepat, dan very unpredictable. RDG bulan lalu memang kita sampaikan apa-apa yang kita lihat dengan informasi terbaru pada waktu itu, tapi 2 minggu kemudian terjadi perubahan yang sangat cepat,” kata Perry dalam konferensi pers di kantornya Kamis, 19 Oktober.

Baca Juga :

BI Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

Perry menjabarkan, lima hal itu diantaranya pertama ekonomi global diperkirakan akan melambat. BI pun memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global di 2,9 persen pada 2023, dan 2,8 persen di 2024.

Baca Juga :

Tantangan Global Semakin Berat, Pengamat: RI Butuh Pemimpin yang Paham Ekonomi

“Nomor dua adalah tensi ketegangan geopolitik kan juga meningkat. Ketegangan geopolitik ini menyebabkan harga minyak sudah naik harga pangan juga tinggi, dan karenanya akan memperlambat penurunan inflasi global,” jelasnya.

Ketiga jelas Perry, kenaikan suku bunga itu juga mempertimbangkan suku bunga the Fed yang akan bertahan lebih lama. Sebab BI memperkirakan bahwa suku bunga the Fed ada kemungkinan naik lagi pada Desember 2023.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.

“Tapi kan ketidakpastian tinggi, tapi meskipun naik atau tidak naik masih akan tetap tinggi khususnya di paruh pertama tahun depan baru akan mulai menurun, paruh kedua tahun depan itu suku bunga the fed. Jadi kemungkinan akan begitu,” jelasnya.

Nomor empat terang dia, kenaikan suku bunga global diperkirakan akan diikuti pada tenor jangka panjang dengan kenaikan yield obligasi Pemerintah negara maju, khususnya US Treasury. Hal itu akibat peningkatan kebutuhan pembiayaan utang Pemerintah, dan kenaikan premi risiko jangka panjang term preminya.

“Implikasi nomor empat ini adalah nomor lima. Sehingga aliran modal itu yang dari negara emerging yang tempo hari mulai stabil bahkan sudah masuk ke Indonesia dan negara-negara emerging market itu kembali banyak kemudian pindah ke negara maju dan juga memperkuat dolar AS,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya

Source : VIVA/Anisa Aulia

Exit mobile version