Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI mendesak Kementerian Agama (Kemenag) untuk memperketat mitigasi kesehatan jemaah haji Indonesia menjelang puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Langkah ini dinilai penting untuk memastikan para jemaah dalam kondisi kesehatan optimal saat melaksanakan ibadah haji di Armuzna.
“Hal yang perlu dimitigasi adalah kemungkinan, karena kebanyakan jemaah haji kita meninggal saat puncak haji dan setelahnya,” ungkap Anggota Timwas Haji DPR RI, Ace Hasan Syadzily di Makkah, Arab Saudi, Jumat (14/6/2024).
Sejauh ini, tercatat 112 jemaah haji Indonesia meninggal dunia. Timwas meminta Kemenag untuk melakukan mitigasi ketat terutama terhadap aspek kesehatan para jemaah, terutama untuk jemaah lansia dan difabel guna mengurangi angka kematian saat puncak haji.
Ace Hasan Syadzily, yang juga Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, menekankan pentingnya perencanaan yang matang terkait pergerakan jemaah dari hotel ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina. “Kami meminta agar pergerakan jemaah dipersiapkan dengan baik,” katanya.
Puncak ibadah haji di Armuzna akan dilaksanakan pada 9-10 Dzulhijah, dan para jemaah mulai berangkat menuju ke Arafah sejak Jumat (14/6) siang waktu setempat.
Untuk mendukung kenyamanan beribadah, Kementerian Perhubungan Arab Saudi telah menyiapkan jalur khusus ramah jemaah haji lansia yang menghubungkan Arafah dan Muzdalifah. Jalur ini diharapkan dapat mempermudah mobilitas para jemaah, khususnya yang lansia dan difabel.
Wakil Menteri Perhubungan Arab Saudi, Tareq Ziyad Al-Shami, menjelaskan bahwa jalan setapak sepanjang 1 kilometer dengan lebar 15 meter ini merupakan inovasi baru yang terbuat dari bahan campuran bitumen, aspal, dan karet. Permukaan jalan ini juga dicat dengan cat khusus berwarna abu-abu cerah, agar jemaah bisa berjalan tanpa merasakan sakit atau kram pada lutut.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan jemaah haji Indonesia dapat melaksanakan ibadah haji dengan lebih nyaman, aman, serta meminimalkan risiko kesehatan selama puncak haji di Armuzna. (skr/rdn)