Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku Paradoks Indonesia dan Solusinya]
Kita perlu menyadari sebanyak-banyaknya warga negara Indonesia bahwa jika dikelola dengan baik, kita memiliki modal sumber daya alam dan sumber daya manusia yang cukup untuk menjadi bangsa yang kuat dan dihormati. Sebuah bangsa di mana rakyatnya hidup sejahtera.
Memilih untuk Menjadi Pejuang Politik
Keputusan saya untuk terlibat dalam dunia politik berasal dari kesadaran. Kesadaran ini saya dapatkan dari mempelajari sejarah bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa lain, serta dari diskusi dengan para pakar ekonomi, pelaku bisnis, dan negarawan dari Indonesia dan luar negeri. Selain itu, pengalaman saya sebagai prajurit dan pengusaha juga turut membentuk kesadaran saya.
Kesadaran pertama saya adalah menyadari bahwa sistem ekonomi dan politik yang dipilih oleh para Pendiri Bangsa kita, yaitu sistem ekonomi dan demokrasi Pancasila, atau sistem ekonomi konstitusi, sebenarnya merupakan pilihan terbaik untuk membangun Indonesia dan mencapai cita-cita kemerdekaan kita.
Kedua, saya menyadari bahwa sistem ekonomi yang saat ini dijalankan oleh negara kita tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam UUD 1945 versi 18 Agustus 1945.
Ketiga, saya sadar bahwa saya tidak akan berhasil mengembalikan arah ekonomi negara tanpa perjuangan politik. Oleh karena itu, saya mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) pada tahun 2008.
Pada tahun 2012, saya diamanahi oleh Partai GERINDRA untuk maju sebagai Calon Presiden Republik Indonesia di Pemilu 2014. Meskipun tidak memenangkan pemilu, saya dan saudara Hatta Rajasa mendapatkan dukungan dari setidaknya 62 juta rakyat Indonesia yang ikut memilih.
Pada tahun 2018, saya kembali diamanahi oleh Partai GERINDRA untuk maju sebagai Calon Presiden Republik Indonesia di Pemilu 2019. Meskipun tidak memenangkan pemilu, saya dan saudara Sandiaga Uno mendapatkan dukungan dari setidaknya 68 juta rakyat Indonesia yang ikut memilih.
Partai GERINDRA, meskipun baru berdiri tahun 2008, juga berhasil mendapatkan suara terbanyak kedua di Pemilu Legislatif 2019. Karena itulah, saya menulis buku ini. Saya ingin lebih banyak warga negara Indonesia mengetahui di mana Indonesia sebagai negara dan bangsa saat ini berada – dan bagaimana seharusnya Haluan Negara kedepannya.
Saya yakin, dukungan yang saya dan partai GERINDRA terima dalam Pemilihan Umum adalah karena visi, misi, dan program kerja yang saya tawarkan kepada seluruh bangsa Indonesia. Sebagai seorang pejuang politik, merupakan kehormatan bagi saya untuk memperjuangkan Indonesia yang adil dan makmur, seperti yang diimpikan oleh Para Pendiri Bangsa kita.
Deklarasi kemerdekaan Indonesia pada Agustus 1945 merupakan jembatan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Namun, setelah lebih dari 75 tahun merdeka, keadilan dan kemakmuran untuk seluruh rakyat Indonesia belum tercapai. Kita harus mewaspadai persimpangan jalan yang dapat membuat kita terperosok menjadi negara gagal.
Saya menyampaikan ini karena selalu memperhatikan angka-angka yang menunjukkan kondisi ekonomi dan politik kita. Saat ini, anggaran negara kita jauh dari ideal. Pendapatan negara kita relatif terhadap kegiatan ekonomi atau rasio pajak kita sangat rendah, di bawah 10%.
Selain anggaran yang terlalu sedikit untuk menjalankan semua yang perlu kita lakukan, secara ekonomi kita sudah sulit berdiri di atas kaki sendiri. Jalannya aparatur negara kita sudah begitu tergantung pada utang. Bahkan, untuk membayar bunga utang, negara kita harus membuat utang baru.
Beban pembayaran utang di APBN sudah mengurangi kemampuan negara untuk membiayai program-program kesejahteraan rakyat. Padahal, pembangunan manusia haruslah menjadi prioritas utama bagi sebuah negara.
Negara harus menjamin setiap warga negara bisa memiliki pendidikan yang baik, bisa hidup di lingkungan yang baik, bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik, dan bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Selain itu, negara juga harus hadir untuk memastikan tersedianya kesempatan bagi setiap warga untuk berwirausaha, baik secara kolektif atau berkoperasi ataupun secara sendiri-sendiri.
Kita perlu mengejar kemajuan infrastruktur negara lain dan menyejahterakan rakyat, dan dalam memperbaiki ketimpangan pendapatan. Kita perlu mengejar hasil seperti Tiongkok yang menangani masalah kemiskinan sehingga mencapai angka 0% kemiskinan dalam 100 tahun Partai Komunis Tiongkok pada tahun 2021 ini.
Kalau negara harus menentukan prioritas pembangunan, mewujudkan kesejahteraan rakyat dan memperbaiki ketimpangan harus menjadi program kerja utama, yang diikuti dengan mengejar kemajuan infrastruktur.
Sebaik apapun niatnya, sebuah perjuangan politik tidak akan berhasil jika tidak dilakukan secara kolektif. Perjuangan kolektif yang dilakukan bersamaan dengan orang-orang yang sama-sama sadar dan memiliki tujuan yang sama, jauh lebih baik dari berjuang sendiri-sendiri. Karena itu, saya memutuskan untuk bergabung di Kabinet Indonesia Maju bersama mantan pesaing saya di Pemilu 2019, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’aruf Amin. Setelah kami berproses sekian lama, Presiden Jokowi kini memiliki kesamaan pandangan dengan saya, dan atas dasar kesamaan itu kita sama-sama bertekad untuk berjuang secara kolektif mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa.
Apakah kita saat ini sudah berada di jalan yang benar? Menurut saya kita sudah mengarah ke jalan yang benar, namun perjalanan kita masih panjang. Perjuangan ini juga tidak akan selesai hanya di masa pemerintahan ini, dan juga di masa pemerintahan berikutnya.
Karena perjuangan yang harus kita tempuh masih panjang, saya berusaha untuk menyadarkan sebanyak-banyaknya warga negara Indonesia akan tantangan bangsa dan negara kita. Itulah sebabnya diperlukan pendidikan politik. Hanya dengan pendidikan politik dapat terwujud suatu kesadaran bersama. Dengan kesadaran bersama, kita dapat turut serta dalam perjuangan besar dan perjuangan panjang mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia: Rakyat yang adil dan makmur.
Saudara-saudara sekalian. Perjuangan kita untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bukanlah suatu perjuangan yang mudah. Dalam perjalanan, kita harus melawan neo-kolonialisme, melawan sistem kapitalisme global dan para bonekanya. Kita harus melawan mereka yang ingin Indonesia selalu lemah, Indonesia yang selalu tergantung barang dan jasa yang mereka hasilkan. Kita harus melawan mereka yang melemahkan pertanian kita, dan juga industri pengolahan dan industri dasar kita.
Pentingnya Pendidikan Politik
Jika kita pelajari sejarah bangsa-bangsa, kita dapat menyimpulkan bahwa tidak ada perubahan besar yang terjadi tanpa perjuangan politik. Sebuah perjuangan politik tidak akan bisa besar, berkelanjutan, dan berhasil tanpa pendidikan politik yang dilakukan secara terus menerus.
Oleh karena itu, dalam perjalanan perjuangan politik saya, saya memutuskan untuk membangun Padepokan Garudayaksa di Hambalang. Padepokan ini adalah tempat bagi semua warga negara Indonesia kader Partai GERINDRA yang terpanggil untuk berjuang mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur. Sejak tahun 2011 sampai dengan akhir tahun 2021, sudah puluhan ribu kader bangsa yang mengikuti pelatihan bersama saya di Padepokan Garudayaksa.
Namun untuk membangun kesadaran bangsa, menjalankan pelatihan di Hambalang untuk kader Partai GERINDRA saja tidak cukup. Karena itu, melalui buku ini saya menuliskan pemahaman-pemahaman dan gagasan-gagasan saya, serta membagikan data-data yang ada tentang negara kita.
Besar harapan saya buku ini dapat membangun kesadaran bersama untuk memperkuat perjuangan besar kita membangun Indonesia yang kuat, terhormat, adil, dan makmur.