Anggota Komisi VII DPR RI, Adian Napitupulu, meminta PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) untuk segera merealisasikan uang duka korban kebakaran tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Kawasan IMIP, Morowali, Sulawesi Tengah, pada Minggu (24/12).
“Uang duka yang dijanjikan perusahaan minimal Rp600 juta per orang dan tanggungan pendidikan sampai lulus kuliah tidak boleh ditunda-tunda dan berbelit-belit. Apa yang sudah dijanjikan harus segera direalisasikan, sehingga tidak menambah derita korban,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Menurut Napitupulu, peristiwa kebakaran yang merenggut nyawa 19 orang, termasuk 11 warga Indonesia dan delapan tenaga kerja asing asal China ini merupakan musibah yang tidak diinginkan oleh siapapun.
“Kebakaran ini bukanlah keinginan siapapun. Ini memang musibah dan seluruh bangsa pasti berduka cita atas jatuhnya korban jiwa,” ujarnya.
Selain itu, Napitupulu juga mendorong agar pengusutan terhadap penyebab dari kebakaran itu segera dilakukan. Dia berharap peristiwa tersebut tidak terulang. Pelibatan pihak-pihak yang memahami smelter dan prosesnya juga harus dilakukan. Hal itu perlu agar proses produksi terus bisa berjalan dan pekerja bisa bekerja dalam suasana kerja yang aman dari peristiwa serupa.
Keseriusan perusahaan untuk mencegah terulangnya peristiwa seperti itu juga ditunjukkan dengan peningkatan standar operasional prosedur (SOP) dan kontrol terhadap SOP sesuai hasil pemeriksaan Polda Sulteng.
“Tingkat kehati-hatian yang lebih tinggi dalam disiplin kesehatan dan keselamatan kerja (K3) juga harus ditingkatkan agar produksi tetap bisa dijalankan,” ujarnya.