KABAR DPE – Dalam kunjungannya ke Kabupaten Jombang, Jawa Timur, dalam serangkaian kegiatan resesnya, Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menegaskan bahwa Kabupaten Jombang memiliki banyak tokoh besar yang turut menyumbangkan gagasan dalam merumuskan sistem bernegara Indonesia. Tokoh-tokoh bangsa ini lahir dari pondok pesantren yang banyak tersebar di Kota Santri tersebut.
Menurut LaNyalla, sejarah mencatat bahwa pondok pesantren di Jombang melahirkan tokoh besar yang berperan dalam perjalanan bangsa dan negara ini, baik di era perjuangan kemerdekaan, era para pendiri bangsa dalam merumuskan sistem bernegara, maupun era penerus pembangunan bangsa ini.
“Dapat dikatakan bahwa tokoh-tokoh yang ada di Jombang ini memegang peranan penting dalam bangsa dan negara ini,” tegas LaNyalla, pada acara Sarasehan dan Serap Aspirasi Masyarakat Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kabupaten Jombang yang diadakan di Gedung Islamic Center Jombang, Sabtu (23/12/2023).
Dengan fakta tersebut, senator asal Jawa Timur itu menilai sudah seharusnya masyarakat Jombang memiliki tradisi berpikir yang sangat patriotik dan nasionalis. Oleh karena itu, LaNyalla menawarkan peta jalan untuk memperkuat kedaulatan bangsa dan negara, baik di sektor pangan maupun pengelolaan sumber daya alam lainnya.
Peta jalan itu juga bertujuan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan rakyat serta kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. “Caranya adalah dengan menerapkan kembali asas dan sistem bernegara yang sesuai dengan Pancasila, yang telah dirumuskan oleh para pendiri bangsa kita, termasuk tokoh-tokoh dari Jombang,” ungkap LaNyalla.
LaNyalla menyatakan bahwa sistem bernegara tersebut telah dihapus total sejak bangsa ini melakukan empat tahap amandemen konstitusi pada tahun 1999-2002. Alih-alih melakukan amandemen, yang terjadi justru adalah penghapusan total sistem bernegara kita. Lebih dari 95 persen isi pasal-pasal dalam UUD 1945 asli dihapus.
“Karena sejak saat itu, kita mengadopsi sistem bernegara ala Barat yang individualistik dan sistem ekonomi yang semakin kapitalistik liberal,” jelas LaNyalla.
Dalam kesempatan itu, LaNyalla mengapresiasi prestasi yang telah diraih Kabupaten Jombang, baik di tingkat regional maupun nasional, dengan tiga penghargaan sekaligus untuk kategori Top BUMD di Tahun 2023 ini.
LaNyalla juga mendorong agar tidak hanya BUMD, tetapi BUMDes yang ada di desa-desa didorong dan ditingkatkan dalam konteks pembangunan di Kabupaten Jombang.
“Bagi kami di DPD RI, peran BUMDes seharusnya menjadi pengungkit ekonomi desa. BUMDes sangat penting bagi kemandirian ekonomi desa, serta mampu mendorong kontribusi keuangan desa dari hasil usaha mereka,” tutur LaNyalla.
Ketua Dewan Penasehat Kadin Jatim menilai, BUMDes harus memiliki peran penting dalam membangun perekonomian desa dan mampu menjembatani petani dalam meningkatkan hasil pertanian mereka, dengan memotong permainan para tengkulak.
Di sisi lain, LaNyalla mengungkap bahwa Kabupaten Jombang memiliki potensi yang lengkap, mulai dari pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, hingga kawasan industri strategis. Sebagai Kota Santri, Kabupaten Jombang juga memiliki nilai lebih sebagai penjaga moral dan akhlak dalam proses pembangunan.
Oleh karena itu, LaNyalla menilai pondok pesantren di Jombang harus dilibatkan aktif dalam proses pembangunan di Kabupaten Jombang.
Pj Bupati Jombang, Sugiat menjelaskan bahwa Kabupaten Jombang sudah terbebas dari desa sangat tertinggal, tertinggal, dan berkembang. “Saat ini di Kabupaten Jombang ada 91 desa mandiri dan 211 desa maju,” tutur Sugiat.
Turut hadir pada kesempatan itu Pj Bupati Jombang Sugiat, Wakil Ketua Komisi D DPRD Jombang, HM Syarif Hidayatullah yang karib disapa Gus Sentot, Kepala OPD di lingkungan Pemkab Jombang, serta ratusan kepala desa se-Kabupaten Jombang.