Fenomena ‘rojali’ atau rombongan jarang beli tiba-tiba menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Indonesia. Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengungkapkan bahwa pola belanja masyarakat di pusat perbelanjaan mengalami perubahan signifikan meskipun kunjungan ke mal terus meningkat. Fenomena ‘rojali’ juga bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di luar negeri. Dalam konteks internasional, terdapat istilah khusus yang mencerminkan masyarakat dalam fenomena ini.
Salah satu istilah yang umum adalah ‘Window Shopper’ yang mengacu pada orang yang hanya melihat-lihat produk tanpa berniat untuk membeli. Istilah ‘Tire-Kicker’ juga populer terutama di Amerika Serikat, yang merujuk pada calon pembeli yang tidak serius namun terlibat aktif dengan penjual. Selain itu, ada ‘Freebie Seeker’ atau ‘Swag Hunter’ yang mencari barang promosi gratis tanpa niat pembelian dan ‘Daka’ yang merupakan fenomena di China di mana orang berkumpul di tempat populer hanya untuk berfoto dan membangun citra di media sosial.
Dari segi budaya konsumen, fenomena ‘rojali’ mencerminkan berbagai motif dan pola perilaku yang menarik untuk diamati. Dengan munculnya istilah khusus untuk menggambarkan orang dalam fenomena ini, dapat dilihat bagaimana perubahan pola belanja dan motivasi konsumen mungkin berbeda di berbagai negara. Hal ini menggambarkan pentingnya tidak hanya mengamati tren lokal tetapi juga tren global dalam industri ritel dan perilaku konsumen.