Pentingnya memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi syariah, ekonomi digital, ekonomi hijau, dan ekonomi biru tidak bisa dianggap remeh. Negara yang kuat adalah negara yang memiliki sistem pertahanan keamanan negara yang baik, yang dapat melindungi dan menjamin kedamaian di dalam wilayah negara kesatuan. Di sisi lain, kemandirian bangsa mencerminkan kapabilitas sebuah bangsa untuk berdiri tanpa bergantung pada negara lain.
Untuk mencapai kemandirian nasional, Indonesia perlu berfokus pada swasembada dalam berbagai sektor krusial. Swasembada tersebut mencakup sektor pangan sebagai pilar kehidupan bangsa; sektor energi sebagai pendorong inovasi dan kemajuan; sektor air sebagai fondasi kehidupan yang berkelanjutan. Prinsip pertama dari Ekonomi Pancasila adalah ekonomi yang religius dan wujudkan persatuan nasional. Prinsip ini diimplementasikan dengan mendorong Indonesia menjadi pusat Ekonomi Syariah. Sementara itu, era digitalisasi mengharuskan ekonomi digital menjadi pusat perhatian. Dengan sumber daya alam yang melimpah, ekonomi hijau akan mendorong pertumbuhan berkelanjutan tanpa merusak lingkungan dan ekonomi biru akan menekankan nilai penting dari kekayaan kelautan kita. Dengan mengoptimalkan kesempatan di setiap sektor tersebut secara berkelanjutan, Indonesia mempertegas posisinya sebagai negara yang berdaulat.
Prabowo dan Gibran berkomitmen untuk menghadirkan kemandirian dan kedaulatan negara dalam swasembada pangan, energi, air, ekonomi syariah, ekonomi digital, ekonomi hijau, dan ekonomi biru melalui berbagai program dan rencana, termasuk peta jalannya (road map).
Dalam hal sistem Pertahanan dan Keamanan Negara, langkah-langkah yang akan diambil adalah meningkatkan jumlah anggaran pertahanan secara bertahap untuk memenuhi kekuatan optimal dan melakukan modernisasi Alat Utama Sistem Senjata TNI. Program ini juga akan mempercepat peningkatan kemampuan industri strategis nasional dalam memenuhi kebutuhan Alat Utama Sistem Senjata bagi TNI/Polri, serta memperkuat konsep dan praktik wawasan Nusantara bagi seluruh rakyat Indonesia. Penanggulangan aksi terorisme juga akan diperkuat, di samping peningkatan kekuatan TNI di daerah perbatasan dan pulau terluar.
Sementara itu, dalam mencapai swasembada pangan, langkah-langkah yang akan diambil termasuk menjadikan agenda reformasi agraria sebagai prioritas, memastikan ketersediaan pupuk bagi petani, dan menjamin ketersediaan pangan pokok yang berkelanjutan. Meningkatkan produktivitas pertanian, menjaga pengelolaan dan pengembangan sumber daya air, dan merevitalisasi lahan rusak menjadi lahan produktif juga merupakan fokus utama.
Dalam mencapai swasembada energi, Indonesia akan mempercepat transisi energi dengan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil, serta menyediakan ketersediaan energi untuk mendukung pengembangan kawasan ekonomi khusus yang terspesialisasi dengan mengedepankan ekonomi hijau dan/atau ekonomi biru.
Terakhir, dalam mencapai swasembada ekonomi syariah dan ekonomi digital, Prabowo dan Gibran bertekad untuk mendorong penguatan lembaga keuangan syariah, memperluas ekosistem usaha syariah, pendidikan dan penelitian, serta optimalisasi pemanfaatan dana sosial. Selain itu, langkah-langkah yang akan diambil juga meliputi digitalisasi UMKM, pengembangan sistem pembiayaan alternatif UMKM melalui digitalisasi keuangan, serta menciptakan iklim investasi yang kondusif di bidang ekonomi digital.
Semua langkah ini diharapkan dapat memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi syariah, ekonomi digital, ekonomi hijau, dan ekonomi biru. Dengan upaya kolektif yang kuat, Indonesia dapat menjadi negara yang tangguh di mata dunia.