Industri batu bara Rusia sedang menghadapi tantangan besar akibat turunnya permintaan global dan tekanan sanksi internasional setelah invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina. Salah satu produsen batu bara terbesar, Mechel, telah menerima bantuan pemerintah untuk menyelamatkan sektor yang terancam. Mereka mendapat penangguhan pembayaran pajak dan iuran jaminan sosial senilai 13 miliar rubel selama 3 tahun, serta keringanan tambahan dari skema bantuan industri yang lebih luas.
Meski Mechel mendapat bantuan besar, CEO perusahaan tersebut, Oleg Korzhov, mengakui bahwa masa depan industri tetap suram. Permintaan global yang menurun, terutama dari China, telah menekan harga batu bara dan produksi baja. Upaya untuk mengalihkan pasar ke negara-negara lain belum mampu menutupi kekurangan permintaan.
Sanksi Uni Eropa terhadap agresi militer Putin telah memutus ekspor batu bara Rusia sejak 2022, memperparah kondisi industri. Isaac Levi dari Centre of Research on Energy and Clean Air menegaskan bahwa bantuan negara menjadi penyelamat utama bagi perusahaan batu bara yang berjuang keras. Dengan kondisi ini, prospek ekspor batu bara Rusia masih sangat tergantung pada permintaan dari China.
Krisis di sektor batu bara merupakan bagian dari melemahnya indikator ekonomi Rusia. Tambang Spiridonovskaya di Siberia bahkan telah menangguhkan operasinya akibat kekurangan dana. Aktivitas manufaktur juga turun, menandakan kontraksi sektor tersebut. Para pejabat tinggi Rusia, termasuk CEO Sberbank dan Gubernur Bank Sentral Rusia, mengungkapkan kekhawatiran akan inflasi tinggi dan kondisi ekonomi yang sulit.
Dengan kondisi ini, industri batu bara Rusia harus menghadapi tantangan besar dalam menghadapi krisis terdalam mereka sejak 1990-an. Dukungan pemerintah dianggap sebagai penyelamat utama bagi sektor ini, namun tantangan yang dihadapi masih meruncing dan membutuhkan strategi untuk mengatasi ketidakpastian masa depan.