Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan bahwa tingkat pengangguran di Rusia saat ini hanya sebesar 7,5%, yang lebih rendah daripada negara-negara maju di Eropa seperti Inggris dan Prancis. Pernyataan ini disampaikan Putin dalam acara SPIEF’25 di St. Petersburg, Rusia, di mana Presiden Indonesia Prabowo Subianto juga hadir sebagai tamu kehormatan.
Putin menjelaskan bahwa Rusia telah melakukan berbagai langkah untuk menurunkan tingkat pengangguran, salah satunya dengan membangun platform ketenagakerjaan yang mempermudah pencarian kerja bagi angkatan kerja. Putin juga menyoroti pentingnya kebijakan stimulus ekonomi makro dan teknologi seperti platform ketenagakerjaan dalam menangani masalah ketenagakerjaan.
Putin menyatakan bahwa perubahan dalam bidang pekerjaan merupakan isu krusial di Rusia, dengan permintaan tenaga kerja yang besar di sektor hilirisasi, industri, dan teknologi. Di sisi lain, permintaan tenaga kerja di sektor perdagangan dan pariwisata menurun. Oleh karena itu, pemerintah Rusia akan merevisi Undang-Undang Ketenagakerjaan guna mengakomodasi perubahan ini.
Selain itu, tingkat kemiskinan di Rusia juga mengalami penurunan signifikan, mencapai angka terendah sepanjang sejarah yaitu 7,2%. Putin menegaskan bahwa targetnya adalah mengurangi tingkat kemiskinan menjadi kurang dari 7% pada tahun 2030 dengan cara meningkatkan pendapatan berdasarkan produktivitas tenaga kerja. Sejak tahun 2000 hingga 2024, persentase penduduk miskin di Rusia turun dari 29% menjadi 7,2%.
Dengan upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Rusia, diharapkan perubahan positif dalam bidang ketenagakerjaan dan penurunan tingkat kemiskinan dapat terus berlanjut sehingga kondisi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dapat terus meningkat. Selain itu, perbaikan Undang-Undang Ketenagakerjaan diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam mengakomodasi pergeseran bidang pekerjaan dan meningkatkan kesempatan kerja bagi masyarakat Rusia.