Berita  

Belajar dari Demo RI-Nepal: Rakyat Butuh Lapangan Kerja!

Ekonom senior dan Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Chatib Basri, menyoroti persamaan antara demo yang terjadi di Indonesia dan Nepal pada Agustus-September 2025. Menurut Chatib, kedua kejadian tersebut dipicu oleh kurangnya lapangan pekerjaan yang layak bagi masyarakat. Banyak warga Indonesia dan Nepal yang bekerja di sektor informal karena negara gagal menyediakan pekerjaan formal yang mencukupi. Hal ini menyebabkan ketimpangan sosial dan ekonomi yang semakin membesar.

Chatib juga menekankan bahwa pekerja informal tidak mendapatkan jaminan sosial atau kesehatan, dan pendapatan yang mereka peroleh belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari secara layak. Masalah ini semakin rumit dengan meluasnya penggunaan media sosial yang membuat masyarakat semakin sadar akan ketimpangan yang ada. Ketimpangan ekonomi ini juga menjadi pemicu utama terjadinya demo dan kerusuhan di kedua negara.

Di Indonesia sendiri, jumlah pekerja informal masih sangat tinggi, mencapai lebih dari 59% dari total populasi bekerja pada Februari 2025. Lonjakan jumlah pekerja informal ini dipicu oleh gelombang PHK yang melanda berbagai sektor, membuat banyak orang beralih ke sektor informal atau gig economy. Namun, tanpa adanya asuransi pengangguran, orang-orang miskin terpaksa harus terus bekerja demi mencari penghidupan.

Di Nepal, situasi tidak jauh berbeda. Mayoritas tenaga kerja masih berada di sektor informal, sementara industri manufaktur dan sektor pariwisata yang diharapkan menciptakan lapangan pekerjaan belum mampu memberikan dampak yang signifikan. Banyak warga Nepal akhirnya terpaksa bekerja di luar negeri untuk mencari penghidupan, menghasilkan remitansi yang menjadi faktor penting bagi ekonomi Nepal.

Keterbatasan lapangan pekerjaan formal yang layak menjadi masalah serius yang perlu segera ditangani oleh pemerintah Indonesia dan Nepal agar masyarakat dapat hidup dengan layak dan aman. Menjaga keseimbangan sosial dan ekonomi akan membantu mencegah terjadinya demo dan kerusuhan yang merugikan bagi kedua negara tersebut.

Source link