Sebuah penelitian terbaru telah mengungkapkan bahwa mengonsumsi keju setidaknya sekali seminggu dapat membantu mengurangi risiko terkena demensia. Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan Jepang melibatkan hampir 8.000 partisipan yang memiliki kebiasaan makan yang berbeda. Separuh dari partisipan mengonsumsi keju setidaknya sekali seminggu, sementara separuhnya tidak mengonsumsi keju sama sekali. Setelah tiga tahun, peneliti menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi keju memiliki kemungkinan 24 persen lebih rendah untuk terkena demensia dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsi keju.
Penurunan risiko demensia ini tetap signifikan walaupun faktor lain seperti konsumsi buah, sayuran, daging, dan ikan telah diperhitungkan oleh para peneliti. Jenis keju yang paling sering dikonsumsi oleh partisipan adalah keju olahan, diikuti oleh keju berjamur putih seperti keju camembert atau brie. Manfaat kesehatan dari keju kemungkinan berasal dari kandungan gizi yang tinggi, seperti protein, asam amino esensial, vitamin K2, antioksidan, peptida, dan probiotik.
Protein dan asam amino dalam keju diyakini dapat melindungi sel-sel saraf dari kerusakan, sedangkan vitamin K2 berperan dalam menjaga kesehatan pembuluh darah dan pengaturan kalsium dalam darah. Antioksidan, peptida, dan probiotik dalam keju juga diketahui dapat membantu menurunkan risiko demensia. Penemuan ini menunjukkan bahwa produk susu, terutama keju, dapat memainkan peran penting dalam pencegahan demensia, yang merupakan penyakit dengan tingkat kejadian tinggi di Inggris dan Amerika Serikat.
Diagnosis dini terhadap demensia sangat penting karena meskipun belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini, pengobatan dapat membantu mengurangi gejala dan memperlambat perkembangannya. Melalui penelitian ini, semakin diungkap manfaat kesehatan dari keju dalam mengurangi risiko demensia, yang dapat menjadi penaun penting bagi kesehatan otak dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
