Demam selalu muncul tanpa diundang, bisa terjadi kapan saja, bahkan di tengah malam. Gejala ini sering dianggap biasa dan akan hilang dengan istirahat dan obat. Namun, sebenarnya demam adalah bagian dari mekanisme biologis yang telah ada selama ratusan juta tahun. Ia mengindikasikan bahwa tubuh sedang bereaksi terhadap ancaman dari luar, seperti virus, bakteri, atau jamur. Meskipun demam sering kali terjadi saat seseorang terserang flu atau pilek, namun dalam sejarah, demam juga dikaitkan dengan banyak penyakit mematikan.
Seiring perkembangan zaman, manusia semakin memahami bagaimana tubuh menghasilkan demam. Demam sebenarnya bukan penyakit itu sendiri, melainkan tanda bahwa tubuh sedang melawan sesuatu yang tidak seharusnya ada di dalamnya. Demam adalah bagian dari peradangan, yang merupakan respons alami dari sistem imun tubuh terhadap ancaman. Selain itu, perubahan perilaku saat demam, seperti nafsu makan yang menurun, merupakan strategi tubuh untuk memulihkan diri dan membuat orang beristirahat.
Meski demam sering dianggap sebagai musuh dan harus diatasi secepat mungkin, namun dalam banyak kasus, demam dapat memberikan manfaat bagi tubuh. Kenaikan suhu tubuh dapat mempercepat reaksi sel-sel imun dan proses peradangan, sehingga membantu tubuh melawan infeksi dengan lebih efektif. Namun, demam juga memiliki sisi lain yang perlu diwaspadai. Demam yang terlalu tinggi bisa membahayakan tubuh, terutama jika tidak segera ditangani. Karena itu, kontrol terhadap demam sangat penting untuk mencegah dampak negatifnya.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua demam harus segera diobati. Dalam beberapa kasus, tubuh diperbolehkan mengatasi demam sendiri selama 24-48 jam sebelum pemberian obat. Namun, apabila demam disertai dengan gejala yang lebih serius atau berlangsung dalam waktu yang lama, segera konsultasikan dengan dokter. Sains terus mengkaji kapan sebaiknya demam diobati dan kapan sebaiknya dibiarkan, namun satu hal yang pasti, demam adalah tanda bahwa sistem pertahanan tubuh kita masih bekerja dengan baik.
