Strategi Mengatasi Daya Rusak Silent Treatment

Seringkali dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin pernah mengalami situasi di mana seseorang memilih untuk diam dan mengabaikan kita, daripada berbicara secara jujur. Sikap ini dikenal sebagai silent treatment, yang sebenarnya merupakan perilaku sosial yang umum terjadi dalam berbagai hubungan, baik itu dengan pasangan, teman, keluarga, atau di tempat kerja.

Terdapat beberapa alasan mengapa seseorang memilih untuk memberikan silent treatment. Salah satunya adalah karena kurangnya kesadaran diri, di mana seseorang mungkin merasa tidak mampu mengungkapkan perasaannya dengan baik. Selain itu, takut akan konflik, keterampilan berkomunikasi yang kurang baik, atau menggunakan hukuman sebagai cara untuk membuat orang lain merasa bersalah juga menjadi alasan lainnya.

Psikolog memperkirakan bahwa pola silent treatment ini mungkin dipelajari sejak usia dini, dan dapat terus berlanjut ke dalam hubungan dewasa tanpa disadari. Namun, penelitian menunjukkan bahwa sikap diam dapat membahayakan kebutuhan dasar manusia dalam hubungan, seperti merasa dihargai, memiliki, berdaya, dan menjalani hidup yang bermakna.

Dampak dari silent treatment bisa sangat merugikan dalam jangka panjang. Meskipun terkadang terasa memuaskan secara singkat, namun perilaku ini dapat memicu rasa cemas, keraguan diri, dan perasaan ditinggalkan pada orang yang menjadi sasarannya. Bahkan, secara fisik, hal ini juga dapat memberikan efek yang sama seperti rasa sakit fisik.

Untuk mengatasi silent treatment, para ahli merekomendasikan untuk tidak memilih diam saat marah, namun lebih baik meminta waktu jeda dan kemudian berbicara ketika emosi telah mereda. Penting juga untuk bersikap terbuka dan berkomunikasi dengan pasangan untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat. Jadi, meskipun silent treatment terlihat sebagai pilihan yang mudah, namun dalam jangka panjang dapat merusak hubungan dan kesehatan emosional.

Source link