Pengungkapan Latar Belakang Pithecanthropus erectus Eugene Dubois

Pekan lalu, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menerima pengembalian koleksi Homo erectus yang ditemukan Eugene Dubois dari Belanda. Koleksi artefak fosil tersebut terdiri dari fosil manusia purba Pithecanthropus erectus yang sekarang diklasifikasikan sebagai Homo erectus. Eugene Dubois, dosen anatomi di Universitas Amsterdam, awalnya tertarik pada evolusi manusia dan mencari “missing link” lewat fosil. Selama dua tahun, Dubois menjelajahi gua di Sumatera Barat sebelum berangkat ke Jawa pada 1890.

Di Jawa Timur, Dubois menemukan fragmen rahang, tempurung kepala, dan tulang paha yang kemudian dinamai Pithecanthropus erectus. Meskipun akhirnya koleksi Dubois diklasifikasikan sebagai Homo erectus, fortil itu pada awalnya dikelilingi oleh kekacauan dan ketidakpastian. Dubois kerap menghadapi berbagai kesulitan selama penelitiannya, seperti serangan malaria dan ketidakramahan penduduk lokal.

Terungkap bahwa tanah tempat Dubois melakukan penggalian di Trinil kemungkinan adalah tanah garapan warga lokal. Penelitian tambahan oleh Colonial Collections Committee (CCC) Belanda juga menyebutkan bahwa penggalian fosil tersebut melibatkan buruh paksa dan tidak sesuai dengan kehendak penduduk setempat. Kesimpulan dari CCC menyatakan bahwa koleksi Dubois kemungkinan besar tidak pernah menjadi milik sah Belanda dan menunjukkan ketidakadilan terhadap masyarakat setempat. Penelitian ini membuka sisi kelam di balik penemuan Homo erectus oleh Eugene Dubois.

Source link