Nepal telah mengumumkan Perdana Menteri (PM) baru dalam sosok Sushila Karki, yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Mahkamah Agung. Penunjukan ini terjadi setelah gelombang demonstrasi pemuda “Gen Z” berhasil menggulingkan PM sebelumnya. Dalam pidato perdananya, Karki berkomitmen untuk memenuhi tuntutan massa untuk memberantas korupsi. Dia menyatakan komitmennya untuk bekerja sesuai dengan pemikiran generasi Gen Z yang menginginkan penghapusan korupsi, tata kelola pemerintahan yang baik, dan kesetaraan ekonomi.
Karki, yang berusia 73 tahun, memulai masa jabatannya dengan mengheningkan cipta untuk mengenang korban yang tewas dalam kerusuhan baru-baru ini. Kerusuhan tersebut mengakibatkan 72 orang meninggal dan 191 lainnya luka-luka. Penunjukan Karki terjadi setelah negosiasi ketat antara Panglima Angkatan Darat, Presiden, dan perwakilan gerakan pemuda. Bahkan, ribuan aktivis muda menggunakan aplikasi Discord untuk mengungkapkan pendapat mereka.
Sebagai respons terhadap situasi yang dihadapinya, Karki menyatakan bahwa dia merasa tidak pantas menduduki posisi ini karena namanya berasal dari jalanan. Parlemen Nepal telah resmi dibubarkan dan pemilu untuk memilih pemerintahan berikutnya akan diadakan pada 5 Maret 2026. Diharapkan bahwa Karki, dengan komitmennya untuk memberantas korupsi dan mematuhi tuntutan generasi Gen Z, akan membawa perubahan positif bagi Nepal ke depannya.