Pergolakan besar di Nepal menciptakan sejarah baru dengan pemilihan perdana menteri interim melalui platform Discord. Sushila Karki, mantan Ketua Mahkamah Agung Nepal, terpilih sebagai perdana menteri perempuan pertama setelah kabinet KP Sharma Oli jatuh akibat protes anti-korupsi. Karki akan memimpin pemerintahan sementara hingga pemilihan perdana menteri definitif pada 5 Maret 2026. Dukungan besar dari generasi muda menunjukkan dorongan yang kuat untuk reformasi politik di Nepal.
Sushila Karki dikenal sebagai sosok hakim berani yang tegas dalam menghadapi isu terorisme dan korupsi. Di tengah protes besar di Nepal, Karki mendapat dukungan dari kelompok anak muda seperti komunitas “We Nepali Group”. Dalam pertemuan besar yang dihadiri lebih dari 5.000 anggota, mayoritas mendukung Karki sebagai pemimpin baru. Kariernya dipenuhi dengan penanganan kasus sensitif, termasuk vonis korupsi menteri aktif yang membuatnya terlibat dalam perselisihan dengan eksekutif.
Sushila Karki memiliki latar belakang akademik yang kuat, dimulai dari karier sebagai advokat hingga gelar master ilmu politik dari Banaras Hindu University di India. Pengalamannya dalam hukum dan kegiatan budaya telah membentuknya sebagai seorang hakim di Nepal. Kesuksesan dan perlawanannya terhadap korupsi dan nepotisme menjadi dorongan bagi generasi muda untuk menggulirkan reformasi politik di Nepal.