Berita  

Pengusaha Udang RI: Temuan AS Tentang Udang Radioaktif Tidak Benar

Industri udang di Indonesia yang tergabung dalam Shrimp Club Indonesia (SCI) kebingungan dengan temuan FDA Amerika Serikat tentang paparan isotop cesium-137 di udang ekspor dari Indonesia. Akibatnya, harga udang di berbagai wilayah Indonesia turun hingga 30% dan tambak udang mengalami penurunan produksi yang signifikan. Ketua Umum SCI, Andi Tamsil, mengungkapkan kekagetannya atas temuan tersebut dan mendesak dilakukannya uji silang untuk memastikan validitas temuan FDA. Isotop yang ditemukan memiliki kadar yang sangat rendah, hal yang membuat SCI bertanya-tanya mengapa hal ini menjadi permasalahan besar.

Andi juga menegaskan bahwa isotop cesium-137 tidak ada di alam Indonesia dan kemungkinan berasal dari reaktor nuklir. Hal ini menimbulkan keprihatinan bahwa stigma buruk dapat melekat pada udang Indonesia secara keseluruhan, terutama karena Amerika Serikat adalah pasar utama ekspor udang Indonesia. Sebagai langkah preventif, investigasi internal telah dilakukan untuk memastikan keamanan udang yang diekspor.

Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) bersama KKP dan Kementerian Lingkungan Hidup melakukan investigasi terhadap PT BMS Foods di Cikande, Banten, dan menemukan bahwa sumber kontaminasi cesium-137 berasal dari kegiatan pengolahan logam di sekitar pabrik PT BMS. Meskipun demikian, udang Indonesia dinyatakan aman dari kontaminasi tersebut, sehingga penting untuk tidak menggeneralisir bahwa semua udang Indonesia terkontaminasi.

Andi juga menekankan bahwa pemerintah harus segera mengklarifikasi bahwa hanya udang dari wilayah tertentu yang terdampak, sementara udang Indonesia secara keseluruhan aman. Dugaan sumber kontaminasi berasal dari limbah industri sekitar pabrik, bukan dari tambak udang Indonesia. Investigasi lebih lanjut diperlukan untuk memastikan keamanan ekspor udang Indonesia dan menjaga reputasi industri udang Tanah Air.

Source link