Ratusan pekerja di fasilitas aki mobil Hyundai Motor yang sedang dibangun di Georgia ditahan dalam penggerebekan oleh otoritas AS pada hari Kamis, mengakibatkan penangkapan sekitar 475 pekerja, sebagian besar adalah warga negara Korea Selatan. Operasi penegakan hukum ini merupakan yang terbesar dalam sejarah Departemen Keamanan Dalam Negeri AS. Penangkapan ini dipicu oleh pelanggaran imigrasi, di mana pekerja tersebut dilarang bekerja di AS setelah melewati perbatasan secara ilegal atau melampaui batas waktu visa.
Ketegangan antara Washington dan Seoul pun semakin memburuk, terutama setelah kedua negara berselisih perihal kesepakatan perdagangan yang melibatkan investasi senilai $350 miliar. Selain itu, fokus pada penegakan hukum imigrasi juga ditingkatkan di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, di mana ICE melakukan tindakan keras terhadap migran yang tidak sesuai ketentuan.
Jaringan subkontraktor di lokasi Ellabell, Georgia menjadi sorotan dalam penyelidikan ini. Di tengah investigasi yang berlangsung berbulan-bulan, penggerebekan yang dinamakan “Operasi Tegangan Rendah” melibatkan lebih dari 400 petugas penegak hukum. Menyusul penangkapan ini, Hyundai Motor dan mitra usaha patungan baterai, LG Energy Solutions, memutuskan untuk menghentikan sementara pekerjaan konstruksi.
Selain itu, dalam upaya menegakkan hukum imigrasi, Departemen Kehakiman AS menyatakan bahwa beberapa orang mencoba melarikan diri selama penggerebekan. Meskipun ditegaskan bahwa produksi kendaraan listrik Hyundai tidak terpengaruh, hal ini tetap menimbulkan dampak terhadap kerjasama investasi antara Hyundai Motor dan LG Energy Solutions senilai $4,3 miliar yang diumumkan pada tahun 2023. Pabrik baterai ini menjadi bagian dari investasi besar Hyundai senilai $12,6 miliar di Georgia, membuka lembaran baru dalam sejarah negara bagian tersebut.