Berita  

RI Kurangi Impor LPG Arab Demi Nambah Minyak: Langkah Tepat?

Pemerintah Indonesia melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia berencana untuk mengurangi kuota impor minyak dan gas dari wilayah Timur Tengah dan Kawasan Asia. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan impor dari Amerika Serikat (AS) guna memenuhi kesepakatan tarif resiprokal antara kedua negara. Dalam negosiasi perjanjian dengan AS, terdapat kesepakatan komersial untuk membeli produk energi seperti Liquified Petroleum Gas (LPG), minyak mentah, dan Bahan Bakar Minyak (BBM) bensin dengan nilai estimasi US$ 15 miliar. Meskipun rincian lebih lanjut mengenai impor tersebut belum diungkapkan, Bahlil menekankan bahwa impor dari AS harus mempertimbangkan nilai keekonomian dan harga yang kompetitif.

Saat ini, impor LPG dari AS telah dimulai dan rencananya akan meningkatkan jumlahnya di masa depan. Meskipun tanggal pasti pengiriman pertama belum diumumkan, pembahasan terkait peningkatan volume impor sedang dilakukan. Meskipun nilai impor BBM Indonesia dari AS masih relatif kecil, peningkatan impor dari AS harus diwaspadai terutama terkait dengan biaya logistik. Keterbacaan Pemerintah Indonesia untuk mengurangi impor dari wilayah Timur Tengah dan Asia dapat membuka peluang baru dalam hubungan dagang dengan Amerika Serikat. Kesepakatan ini juga memperkuat kebijakan energi nasional Indonesia untuk diversifikasi sumber pasokan energi.

Source link