Pemerintah Indonesia berencana untuk memangkas produksi nikel nasional sebagai respons terhadap tekanan harga global yang terus menurun. Langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas pasar dan memperkuat industri nikel di dalam negeri. Namun, para pelaku usaha menekankan perlunya pembenahan menyeluruh dalam tata kelola sektor pertambangan agar langkah pemangkasan produksi ini efektif.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Meidy Katrin Lengkey, menegaskan pentingnya strategi pengurangan produksi yang didasarkan pada perhitungan matang terhadap permintaan global dan kapasitas produksi Indonesia. Keseimbangan antara kebutuhan pasar dunia, potensi produksi Indonesia, dan RKAB yang diberikan kepada pelaku tambang harus menjadi pertimbangan utama.
Di sisi lain, pelaku industri menghadapi tantangan dari regulasi dan citra industri nikel Indonesia di level global. Irwandy Arief, Chairman Indonesia Mining Institute dan Komisaris PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), menekankan pentingnya penguatan tata kelola tambang melalui penerapan standar dan sertifikasi global. Isu negatif terhadap nikel Indonesia, termasuk masalah praktik lingkungan dan sosial, semakin kuat. Oleh karena itu, penerapan good mining practice menjadi kunci dalam menunjukkan komitmen industri terhadap pertambangan yang bertanggung jawab.
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, Anda dapat menyaksikan dialog antara Maria Katarina dan para ahli tersebut di Program Closing Bell CNBC Indonesia.