Intip Garasi McLaren: 18 Strategi Hebat Dihasilkan

Setiap orang yang masuk ke dalam arena balap diberikan perangkat jemala dan handie talkie, dengan instruksi tegas untuk tidak mengabadikan aktivitas apa pun dengan telepon genggam. Perangkat tersebut didesain agar kedap suara selama sesi balapan, sehingga hanya suara mobil di pit lane, komunikasi antara pembalap dan timnya, serta pemandu kami yang terdengar. Bahkan suara orang di sebelah pun tidak bisa terdengar ketika menggunakan peralatan tersebut.

Rombongan disuguhkan dengan tiga monitor yang menampilkan siaran langsung dari lintasan balap, termasuk tabel waktu pembalap, posisi di lintasan, dan informasi dari Race Control. Di dalam garasi seluas 60 meter persegi, 27 kru bekerja dengan delapan insinyur yang fokus di depan komputer. Teknisi siap mengganti ban pembalap dalam waktu kurang dari dua detik, dengan pemandangan menarik ketika ban belakang ke depan atau ban kanan ke kiri diganti tergantung kondisi sirkuit.

Berbeda dengan Formula 1, ban mobil Formula E sangat terbatas untuk mendukung keberlanjutan. Setiap pembalap hanya mendapat dua set ban untuk satu akhir pekan balap, termasuk dalam kondisi basah atau kering. Sesi latihan sempat terhenti oleh kecelakaan Robin Frijns dan dilanjutkan setelah membersihkan jalur. Pit Boost, sesi wajib yang membutuhkan 34 detik minimum pit stop untuk pengisian energi, dilakukan di tengah balapan.

Kecerdikan insinyur dalam strategi, kecerdasan pembalap dalam taktik, dan manajemen ban serta energi baterai menjadi kunci sukses dalam balapan Formula E. Pembalap harus mengandalkan kemampuan diri tanpa bantuan teknologi sepenuhnya. Perwakilan tim McLaren mengungkap bahwa setiap balapan melibatkan hingga 18 skenario taktik yang harus dipersiapkan oleh track engineer. Dengan begitu, Formula E tidak hanya menguji keberlanjutan tetapi juga ketangguhan dan kelicikan pembalap dalam memenangkan setiap balapan.

Source link