Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan kembali bahwa Iran tidak akan mau terlibat dalam negosiasi apapun dengan Amerika Serikat selama agresi Israel terhadap Iran masih berlanjut. Pernyataan tersebut disampaikan Araghchi dalam wawancara dengan televisi pemerintah Iran menjelang kunjungannya ke Jenewa, Swiss. Di sana, ia akan bertemu dengan sejumlah diplomat Eropa untuk membahas perkembangan konflik di Timur Tengah yang semakin memanas.
Ketegangan antara Iran dan Israel memuncak sejak Iran meluncurkan rudal balistik ke wilayah Israel sebagai respons atas serangan udara yang dilakukan Israel terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran. Israel balas menyerang dengan serangan udara besar-besaran ke situs strategis Iran, seperti kompleks nuklir Natanz dan Arak. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran global akan potensi perang di wilayah tersebut.
Di sisi lain, Amerika Serikat aktif terlibat dalam upaya deeskalasi konflik, namun juga mempertimbangkan opsi militer jika situasi semakin memburuk. Negara-negara besar seperti Rusia, China, dan Uni Eropa berupaya mendorong penyelesaian damai dan menghentikan kekerasan secepat mungkin.
Dalam konteks ekonomi global, harga emas dunia mengalami kenaikan tipis sebagai akibat meningkatnya ketegangan geopolitik dan pelemahan dolar AS. Sedangkan harga minyak naik signifikan dalam seminggu terakhir akibat eskalasi konflik di Timur Tengah, mencapai US$70 per barel dengan potensi kenaikan lebih lanjut menembus kisaran US$120-US$140. Semua ini terjadi di tengah ketidakpastian akan perkembangan konflik di kawasan tersebut.