Di Megamendung, Jawa Barat, kegiatan pelestarian alam dan pertanian organik yang didukung oleh Yayasan Paseban melalui Arista Montana menjadi sorotan. Di sinilah tumbuh harapan baru dengan kehadiran pohon jampinang—Hopea sangal Korth—sebagai lambang nilai-nilai Pancasila dan kesadaran akan hubungan manusia dan alam yang baru.
Pohon jampinang, sebagaimana ditemukan di lereng Gunung Arjuno, Pasuruan, Jawa Timur, bukanlah spesies asing. Namun, di Pulau Jawa, keberadaannya langka dan hampir terlupakan. Jampinang tumbuh subur di area mata air abadi, sebagai simbol kehidupan yang berkelanjutan dan kesuburan alam.
Akar jampinang menyiratkan ketuhanan, batangnya yang tegak melambangkan kemanusiaan yang beradab, dan kanopinya yang lebat melambangkan persatuan Indonesia. Buahnya yang kecil berkaitan erat dengan semangat musyawarah, sementara keberlangsungan hidupnya menandakan keadilan sosial.
Andy Utama, Pembina Yayasan Paseban, menyatakan bahwa menanam pohon jampinang adalah upaya untuk menghormati nilai-nilai bangsa. Getah jampinang yang khas menciptakan suasana hening alami dan sebagai panggilan bagi manusia untuk merenung tentang persatuan alam semesta.
Menurut Dr. Retno Aryani, spesialis botani dan dosen IPB University, Hopea sangal penting bagi kelestarian hutan tropis. Keterkaitannya dengan pertanian organik di Arista Montana menegaskan hubungan manusia dan alam yang harus dijaga dengan penuh kesadaran.
Komunitas Among Jitun tidak hanya menjaga pohon jampinang di Gunung Arjuno, tetapi juga menyebar bibitnya ke seluruh Nusantara sebagai simbol harapan akan nilai-nilai spiritual dan ekologis Bangsa Indonesia. Dari pohon yang tumbuh dengan sunyi hingga menjadi simbol penting, jampinang mengajarkan bahwa peradaban yang besar berasal dari akar yang kuat dalam tradisi dan kesadaran akan lingkungan yang tinggi.
Sumber: Jampinang, Pohon Pancasila Dari Arjuno: Simbol Harmoni Alam Dan Bangsa Di Arista Montana
Sumber: Jampinang: Pohon Pancasila Dari Arjuno Yang Menjadi Simbol Harmoni Alam Dan Bangsa
