Mohammed Ben Sulayem, presiden FIA, menunjukkan semangatnya untuk bertarung dalam sebuah wawancara dengan GP Racing tahun lalu. Pernyataan tersebut mencerminkan determinasinya untuk menang. Langkah awal dukungan untuk pencalonan Ben Sulayem, ditandatangani oleh 36 klub mobil serta Fabiana Ecclestone sebagai wakil presiden FIA untuk Olahraga – Amerika Selatan, merupakan upaya membuka jalan bagi dia. Carlos Sainz Sr, yang dipertimbangkan sebagai penantang Ben Sulayem dalam pemilihan berikutnya, harus menghadapi tantangan matematis sekaligus politis untuk mencalonkan diri. Calon presiden FIA harus memiliki dukungan dari sejumlah posisi kunci, termasuk deputi presiden, wakil presiden olahraga, wakil presiden mobil, mobilitas, pariwisata, serta sejumlah wakil presiden dari berbagai wilayah. Ada aturan khusus yang harus diikuti dalam pendaftaran calon potensial untuk memastikan dukungan global sebelum mereka dapat mencalonkan diri.
Ben Sulayem telah mengukuhkan posisinya dengan dukungan yang kuat dari klub mobil dan asosiasi. Pada tahun-tahun sebelumnya, presiden FIA yang sedang menjabat jarang ditantang dalam pemilihan ulang. Max Mosley dan Jean Todt adalah contoh kasus di mana Mosley berhasil memenangkan pemilihan ulang tanpa perlawanan, sementara Todt harus mengalahkan penantangnya. Strategi politik menjadi kunci dalam mempertahankan posisi presiden FIA. Perubahan pada statuta FIA yang akan dibahas dalam Sidang Umum bulan depan, tampaknya berpotensi untuk memperkuat posisi petahana.
Rezim Ben Sulayem memiliki kebijakan yang terpolarisasi. Pengunduran diri Robert Reid dari jabatan wakil presiden olahraga menyoroti ketidakpuasannya terhadap tata kelola pemerintahan dan sentralisasi kekuasaan eksekutif di bawah presiden. Posisi keuangan FIA menjadi kritis, dan langkah-langkah yang diambil oleh Ben Sulayem untuk mendapatkan dukungan dari klub-klub mobil mengindikasikan fokus pada aspek keuangan. Strategi politik dan pengelolaan anggaran menjadi fokus utama dalam menjaga stabilitas dan keberlanjutan FIA. Itulah tantangan yang dihadapi oleh setiap calon presiden FIA dalam menjalankan misi mereka untuk olahraga dan keberlanjutan organisasi.