Walmart Inc., raksasa ritel AS, telah mengumumkan rencana PHK terhadap sekitar 1.500 karyawan sebagai bagian dari restrukturisasi operasional. Keputusan ini disertakan dalam memo internal perusahaan yang menyoroti pemangkasan divisi strategis seperti operasi teknologi global, e-commerce di toko-toko AS, dan unit bisnis periklanan Walmart Connect. Langkah ini merupakan dorongan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan beradaptasi dengan perubahan di sektor ritel global.
Perusahaan mengungkapkan akan membuka peran baru di bidang-bidang tertentu untuk menyelaraskan struktur organisasi dengan prioritas bisnis yang berkembang. Namun, detail tentang jumlah posisi baru yang akan tersedia masih belum diungkapkan.
Walmart, pemberi kerja swasta terbesar di AS dengan 1,6 juta karyawan domestik dan 2,1 juta karyawan global, juga merupakan importir terbesar di negara tersebut. Restrukturisasi ini terjadi setelah perusahaan mengumumkan rencana kenaikan harga produk akibat tekanan rantai pasokan yang disebabkan perang dagang. Intensifikasi tarif tambahan dan gangguan impor meningkatkan beban operasional Walmart di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Pada Februari, Walmart telah melakukan pemangkasan posisi dan menutup kantor di North Carolina sebagai bagian dari program relokasi karyawan ke pusat operasional utama di California dan Arkansas. Unit teknologi global dan unit periklanan Walmart Connect terdampak pemangkasan tersebut.
Perusahaan ritel lain di AS juga mengambil langkah efisiensi serupa belakangan ini menyusul kenaikan biaya logistik, tekanan inflasi, dan perlambatan pertumbuhan belanja konsumen. Walmart dan perusahaan lain terus beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis global untuk tetap kompetitif dan efisien dalam operasional mereka.