Badan Gizi Nasional (BGN) telah mengungkapkan penyebab terjadinya keracunan yang diduga berasal dari makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di beberapa daerah seperti Cianjur, Bogor, Tasikmalaya, Batang, dan Pali, Sumatra Selatan. Kepala BGN, Dadan Hindayana menyatakan bahwa kasus keracunan di program MBG disebabkan oleh bahan baku yang tidak layak disajikan dan waktu penyiapan yang terlalu lama. Dia menekankan pentingnya penyiapan makanan tidak terlalu lama untuk menjaga kualitasnya. Peningkatan protocol keamanan juga akan dilakukan untuk pengiriman makanan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) ke sekolah, serta penentuan batas toleransi antara kedatangan makanan di sekolah dan waktu konsumsi. Selain itu, pengujian organoleptik terhadap tampilan, aroma, rasa, dan tekstur makanan MBG juga akan diterapkan.
Berdasarkan kejadian keracunan sebelumnya, Dadan Hindayana mengungkapkan bahwa terjadi di satuan-satuan pelayanan yang sudah lama melakukan distribusi makanan. Oleh karena itu, BGN akan memberikan pelatihan setiap dua bulan kepada penjamah makanan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Pelatihan ini akan melibatkan berbagai pihak terkait dengan program MBG seperti dinas kesehatan daerah, ahli lingkungan, dan pakar di bidang makanan dan minuman.
Dengan adanya upaya dari BGN untuk meningkatkan kualitas program MBG dan mencegah kasus keracunan, diharapkan makanan yang disediakan dapat tetap sehat dan bermanfaat bagi para penerimanya. Langkah-langkah tersebut merupakan bagian dari komitmen untuk memberikan layanan yang berkualitas dan aman dalam program Makan Bergizi Gratis.