Presiden RI Prabowo Subianto baru-baru ini mengungkapkan potensi penghematan anggaran hingga ratusan triliun rupiah jika Indonesia mencapai swasembada energi di dalam negeri. Pernyataan tersebut disampaikan saat beliau meresmikan proyek Lapangan Forel dan Lapangan Terubuk, lepas pantai (offshore) Laut Natuna, Kepulauan Riau, yang dikelola oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Medco E&P Natuna Ltd. Prabowo menyoroti pentingnya mengurangi ketergantungan energi luar negeri untuk meningkatkan kemandirian Indonesia. Dalam sambutannya, Prabowo juga menekankan bahwa kedua lapangan migas tersebut merupakan bukti bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk mengelola sumber daya alam secara independen dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang hampir mencapai 100%.
Kedua proyek tersebut, Lapangan Forel dan Lapangan Terubuk, merupakan proyek pertama yang berproduksi di bawah kepemimpinan Prabowo. Lapangan Forel telah mulai berproduksi sejak Mei 2025 dan melibatkan sekitar 1.500 tenaga kerja dengan total investasi mencapai US$ 282 juta atau sekitar Rp 4,64 triliun. Sementara Lapangan Terubuk, terdiri dari fasilitas Terubuk L dan Terubuk M, berhasil memulai produksi pertamanya pada April 2025 dengan potensi produksi minyak dan gas yang signifikan. Proyek ini melibatkan lebih dari 650 tenaga kerja dengan total investasi sebesar US$ 326 juta atau sekitar Rp 5,36 triliun.
Dengan adanya kesuksesan proyek Lapangan Forel dan Lapangan Terubuk, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia memiliki masa depan cerah di sektor energi, yang dapat menjadi sumber kekuatan negara. Melalui upaya mencapai swasembada energi, Indonesia tidak hanya dapat menghemat anggaran secara signifikan tetapi juga memperkuat posisinya di pasar energi global. Inilah momentum yang perlu dijaga dan diperkuat untuk memastikan ketahanan energi negara ke depan.