Industri padat karya di Indonesia menghadapi tantangan serius, mulai dari industri tekstil, minyak kelapa sawit (CPO), hingga tembakau. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) berusaha keras menyuarakan kondisi sulit tersebut, yang telah menyebabkan lonjakan pemutusan hubungan kerja (PHK). Data dari Apindo menunjukkan bahwa jumlah PHK sudah mencapai ribuan orang sejak awal tahun hingga Maret 2025. Peningkatan PHK ini juga mempengaruhi daya beli masyarakat, yang tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang rendah di kuartal pertama 2025.
Faktor-faktor seperti permintaan yang menurun dan biaya produksi yang tinggi turut mempengaruhi industri padat karya. Contohnya, industri tekstil, tembakau, dan sepatu mengalami penurunan pertumbuhan pada kuartal pertama 2025. Industri CPO juga menghadapi tekanan harga akibat permintaan yang lemah baik di pasar global maupun domestik. Selain itu, kebijakan cukai yang agresif terhadap tembakau juga menjadi faktor penurunannya.
Dalam situasi ini, Apindo dan DPR RI menyoroti perlunya revitalisasi industri padat karya. Menurunkan biaya produksi, meningkatkan daya beli masyarakat, dan meninjau kembali kebijakan cukai menjadi langkah-langkah yang perlu diambil. Dengan demikian, diharapkan industri padat karya di Indonesia dapat pulih dari keterpurukan yang sedang dialami.