Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana menghentikan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Singapura, yang selama ini menjadi penyuplai utama BBM untuk Indonesia. Singapura, meskipun tidak memiliki sumber daya minyak mentah sendiri, berhasil menjadi pemasok utama BBM ke berbagai negara termasuk Indonesia. Sementara produksi bahan bakar fosil Indonesia terus menyusut, membuat negara harus mengimpor sekitar 290.000 barel bahan bakar cair olahan setiap hari dari negara tetangga yang lebih kecil. Mayoritas impor BBM dari Singapura terdiri dari bensin dan solar.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia telah mengevaluasi produk impor seperti BBM sejak menjabat dan menemukan bahwa harga beli BBM dari Singapura sama dengan harga beli dari Timur Tengah. Hal ini membuat pemerintah Indonesia berencana untuk mengalihkan sebagian impor BBM dari Singapura ke Amerika Serikat. Sebagai bagian dari strategi negosiasi dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, Indonesia akan membeli beberapa produk dari negara tersebut termasuk BBM, crude, dan LPG.
Bahlil menargetkan rencana pengalihan impor BBM dari Singapura ke negara lain dapat segera terlaksana dalam waktu enam bulan ke depan. Proses ini didukung oleh pembangunan dermaga besar oleh Pertamina untuk mendukung kapal-kapal jumbo. Dengan adanya langkah ini, diharapkan akan terjadi perubahan signifikan dalam pasar tanker BBM. Keseluruhan upaya ini adalah bagian dari strategi pemerintah Indonesia untuk diversifikasi sumber impor energi dan merespons kebijakan tarif tinggi dari Amerika Serikat.
(Kode wia)