Balapan pertama Formula 1 2025 telah menimbulkan kekhawatiran tentang balapan yang relatif membosankan di kelas tertinggi. Untuk membuat balapan menjadi lebih menarik secara strategis, Pirelli bertaruh pada kompon yang selangkah lebih lembut dari ban tahun lalu untuk Jeddah dan Miami, di antaranya. Keausan yang lebih tinggi akan menghasilkan lebih banyak pit stop, strategi berbeda dan oleh karena itu, lebih banyak nilai hiburan bagi para penonton. Di Jeddah, hal ini tidak berpengaruh dan pit-stop masih bisa dilakukan karena tingkat keausan ban yang rendah, meskipun hal ini akan berdampak lebih besar di Miami. Selain itu, di Arab Saudi, Mario Isola, kepala proyek F1 Pirelli, berdiskusi dengan CEO F1 Stefano Domenicali tentang cara-cara lain untuk membuat balapan lebih menarik.
Selain kompon yang lebih lembut, federasi juga melihat intervensi lain, demikian laporan Motorsport.com dari paddock F1 GP Miami. Intervensi ini melibatkan peningkatan pit limiter dan dengan demikian, batas kecepatan yang ditentukan di pit lane. FIA menegaskan bahwa kecepatan tersebut akan ditingkatkan menjadi 80 kilometer per jam untuk beberapa Grand Prix, membuka peluang untuk lebih banyak pemberhentian dan strategi yang beragam. Di Singapura, misalnya, waktu pit stop secara keseluruhan dapat dikurangi dari 28 hingga 29 detik menjadi 23 detik. Meskipun intervensi semacam itu memerlukan penyesuaian kecil pada pit lane di beberapa lintasan, tidak diperlukan amandemen peraturan.
Dalam hal Monako, intervensi peningkatan kecepatan pit lane tidak memungkinkan, namun Formula 1 memilih untuk mewajibkan setidaknya dua pit-stop di sana. Pembalap-pembalap masih mempertanyakan seberapa besar pengaruh intervensi ini, dengan beberapa menunjukkan bahwa aturan tersebut mungkin memerlukan pit stop dalam jendela waktu tertentu selama balapan. Meskipun masih ada keraguan mengenai bagaimana tepatnya intervensi ini akan diimplementasikan, prediksi menunjukkan bahwa hal ini dapat menghasilkan hasil yang menarik bagi para penggemar balapan.