Perusahaan e-commerce asal China, Temu, menghadapi kendala dalam pengiriman barang pesanan pelanggannya di AS berkat perang dagang antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. Kesepakatan tarif yang tinggi membuat Temu kehilangan kemampuan untuk memanfaatkan celah tarif de minimis untuk barang-barangnya. Sebagai langkah responsif, Temu telah melakukan perubahan drastis dalam model bisnisnya di AS dengan hanya menampilkan produk yang dikirim dari gudang lokal, sementara stok yang dikirim langsung dari China diberi label stok habis.
Temu terkenal di AS karena menawarkan barang-barang murah dari China, seperti sepatu kets seharga US$ 5 dan alat penghancur bawang putih seharga US$ 1,50. Namun, akhirnya terpaksa menaikkan harga, mengurangi periklanan daring yang agresif, dan memperbarui pilihan produk untuk meminimalkan pungutan tambahan bagi pembeli AS. Perusahaan ini juga telah merekrut penjual lokal sebagai strategi untuk menjaga harga tetap rendah bagi konsumen AS.
Sementara itu, pesaing Temu, Shein, juga menghadapi tantangan serupa dan telah mulai menaikkan harga produknya. Pengerat mode cepat daring ini memperbarui label pembayarannya untuk mencakup tarif sehingga pembeli tidak perlu membayar tambahan saat pengiriman. E-commerce lainnya seperti Amazon Haul juga terdampak penutupan celah de minimis, memaksa mereka untuk mempertimbangkan kenaikan harga produk. Ancaman tarif lebih lanjut dari pemerintah Trump dan perubahan kebijakan perdagangan membuat perusahaan e-commerce China harus mencari strategi baru untuk bertahan dalam lingkungan perdagangan yang berubah-ubah.