Berita  

Lembaga AS Sorot Batu Bara China di RI: Analisis Singkat

China masih terus membangun pembangkit listrik tenaga batu bara di Indonesia meskipun telah berjanji untuk menghentikan pembiayaan proyek-proyek batu bara di luar negeri pada tahun 2021. Global Energy Monitor (GEM), lembaga pemikir Amerika Serikat, dalam laporan investasi energi di negara-negara BRICS menemukan bahwa China terlibat dalam pembangunan PLT batu bara sebesar 7,7 gigawatt, dengan sebagian besar pembangkit digunakan untuk peleburan nikel di Indonesia.

Blok BRICS yang termasuk Brasil, Rusia, India, dan China, telah memperluas keanggotaan dan mitranya hingga mencakup sekitar seperempat ekonomi global. Meskipun Brasil, India, dan China lebih didorong oleh energi terbarukan, 10 anggota dan mitra terbaru, termasuk Indonesia, masih mengandalkan bahan bakar fosil dengan mayoritas dukungan dari China dalam memenuhi permintaan energi yang meningkat.

GEM mengungkapkan bahwa 62% dari kapasitas pembangkitan baru yang saat ini dibangun di negara-negara tersebut bergantung pada perusahaan China untuk pembiayaan, pengadaan, rekayasa, atau konstruksi. China juga mendukung 88% dari semua pembangkit listrik tenaga batu bara baru yang sedang dibangun. Meskipun Presiden Xi Jinping telah mengumumkan bahwa China tidak akan lagi membantu membangun atau membiayai PLT batu bara di luar negeri, data menunjukkan bahwa sejumlah kapasitas baru telah tetap didukung oleh China sejak janji tersebut dibuat.

Perubahan iklim akan menjadi topik utama pada pertemuan para pemimpin BRICS di Brasil pada Juni mendatang, dengan negara tuan rumah menyerukan kepada China dan negara lain untuk membuat komitmen yang lebih besar dalam memangkas emisi menjelang pertemuan puncak iklim COP 30 pada November.

Source link