Perempuan di Indonesia telah mengalami banyak batasan di masa lalu, terutama dalam hal pendidikan dan kesempatan yang sama dengan laki-laki. Raden Ajeng Kartini, seorang perempuan bangsawan dari Rembang, mencoba melawan norma tersebut. Kartini mengeksplorasi pentingnya pendidikan, kebebasan berpendapat, dan hak-hak perempuan dalam surat-surat yang ditujukan kepada teman-temannya di luar negeri. Buku yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang” yang dihasilkan dari surat-surat tersebut, sekarang dianggap sebagai warisan pemikiran yang berharga dalam sejarah perjuangan perempuan Indonesia.
Meskipun sudah berlalu satu abad, makna perjuangan Kartini tetap relevan bagi perempuan di masa kini. Kartini memperjuangkan kesempatan yang sama dalam pendidikan, memberi ruang luas bagi perempuan untuk berkarya, menumbuhkan kepercayaan diri perempuan dalam berkarier, mendorong peningkatan kualitas hidup, memberikan keleluasaan bagi perempuan menentukan pilihan hidup, dan menginspirasi gerakan perempuan yang lebih kuat dan bersatu.
Perjuangan Kartini mengajarkan perempuan di Indonesia untuk mengambil peran aktif dalam masyarakat, berkembang di berbagai bidang, dan memilih hidup sesuai keinginan tanpa tekanan sosial. Semangat Kartini juga telah menumbuhkan gerakan perempuan yang kuat dan bersatu untuk memperjuangkan hak, kesempatan, dan keadilan gender yang lebih baik. Dengan demikian, warisan perjuangan Kartini masih terasa dan relevan hingga saat ini untuk menginspirasi perempuan Indonesia.
