Penelitian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menunjukkan bahwa Jakarta rentan terhadap dampak gempa Megathrust, di mana tsunami setinggi 1,8 meter diprediksi dapat mencapai pesisir utara Jakarta setelah energi dilepaskan oleh Megathrust Selatan Jawa dalam kurun waktu 2,5 jam. Segmen Megathrust ini berpotensi memicu gempa dengan kekuatan hingga M 8,7 dan tsunami setinggi 20 meter. Energi yang terakumulasi dari gempa ini dapat menyebabkan pergerakan mendadak yang memicu getaran atau guncangan yang kuat, sehingga gelombang air laut yang besar dapat terjadi dan merambat ke daratan, membentuk tsunami.
Menurut Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Nuraini Rahma Hanifa, tsunami diperkirakan akan tiba dalam waktu 2,5 jam setelah gempa terjadi, dengan wilayah Jakarta Utara sebagai wilayah pertama yang akan terdampak. Selain Jakarta, wilayah pesisir Utara Kabupaten Bekasi seperti Muaragembong, Tarumajaya, Babelan, dan Sukawangi juga mungkin terkena dampak tsunami. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut belum dilakukan ke wilayah-wilayah tersebut.
BRIN telah mengeluarkan peringatan waspada untuk daerah pesisir Banten, termasuk Lebak dan Cilegon, serta daerah pesisir Lampung. Masyarakat di sekitar Selat Sunda diharapkan untuk waspada terhadap risiko Megathrust, mengingat dampak besar yang bisa ditimbulkan oleh gempa ini, seperti kematian, kerusakan infrastruktur, dampak sosial ekonomi, dan gangguan layanan dasar. Dengan demikian, kesadaran dan persiapan masyarakat terhadap potensi bencana alam ini sangat penting untuk meminimalkan risiko yang mungkin terjadi di masa depan.